Senin, 03 Juli 2017


MACAM PENYAKIT IKAN, PENCEGAHAN DAN PENGOBATANNYA

Ikan . merupakan hewan yang dikenal mempunyai daya tahan yang cukup kuat terhadap penyakit dibandingkan dengan ikan lainnya, walaupun sangat peka terhadap perlakuan kasar terutama saat panen atau proses transportasi..  Luka yang timbul akibat perlakuan menjadi pintu masuk bagi organisme pathogen, sehingga terjadi penyakit.
Pada kondisi normal, terdapat keseimbangan antara tiga faktor yaitu ikan, lingkungan dan pathogen yang ada di perairan.  Ikan menggunakan input energy yang berasal dari makanan dengan baik, sehingga ikan dapat tumbuh dengan baik, bereproduksi dan mampu mempertahankan diri dari perubahan lingkungan dengan baik pula. Timbulnya penyakit merupakan akibat adanya ketidakseimbangan antara lingkungan, pathogen, dan inang tersebut.  Jasad pathogen akan menimbulkan gangguan, apabila terjadi perubahan kondisi lingkungan yang menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh ikan (stress).


       I.            PENYAKIT IKAN .
                Berdasarkan sifatnya, penyakit ikan digolongkan menjadi dua yaitu : Penyakit infektif dan penyakit non infektif.  Penyakit infektif adalah penyakit yang disebabkan terinfeksinya ikan oleh orgamisme pathogen, seperti virus, bakteri, jamur ataupun parasit.  Sedangkan penyakit non infektif adalah penyakit yang terjadi  karena gangguan non pathogen seperti nutrisi, kualitas air, bahan toxic, dan genetic.
                 Khusus untuk ikan ., penyakit juga dapat terjadi pada benih, ikan konsumsi maupun induk.  Pada benih, yang sering terjadi adalah penyakit karena infeksi parasit.  Sedangkan ikan . yang berukuran besar, jamur, luka borok, maupun benjolan pada mata paling sering ditemui.  Berikut ini diuraikan beberapa jenis penyakit yang sering menginfeksi ikan .

2.1.           Penyakit Infektif
a.         Trichodiniasis
            Penyakit ini disebabkan oleh parasit Trichodina sp.  Parasit ini mempunyai cilia sebagai alat gerak, berbentuk seperti piring terbang atau topi, dengan ukuran +  50 um.  Trichodina sp dapat menyerang hampir semua jenis ikan air tawar terutama pada benih, dan menginfeksi permukaan tubuh maupun insang.
            Ikan yang terserang mengalami kerusakan pada kulit dan sirip.  Pada infeksi dini tidak terlihat gejala klinis apapun, sehingga terkadang sulit untuk diantisipasi, karena akan diikuti dengan infeksi organisme lain.  Penularan penyakit ini terjadi melalui kontak langsung dengan ikan yang terinfeksi dan melalui alat perikanan yang digunakan seperti scoope net, selang ataupun waring.
            Penyakit Trichodiniasis dapat dicegah dengan memberikan pakan yang baik dan cukup serta kondisi Oksigen yang baik.  Pengobatan terhadap ikan yang terserang  adalah dengan menggunakan obat seperti Formalin 25 ppm, Na Cl 500-1000 ppm selama 24 jam..

b.                  Ichthyophthiriasis
Penyakit ini dikenal dengan nama 'White spot' (Bintik putih).  Organisme yang menyebabkan  penyakit ini adalah Ichthyophthirius multifiliis (Ich).
Ich berbentuk bulat dengan cilia sebagai alat gerak.  Ciri khasnya adalah adanya macronucleus berbentuk tapal kuda  atau  huruf C, dengan ukuran parasit (0.5-1.0 mm).  Parasit ini dapat mengnfeksi ikan pada organ insang dan permukaan tubuh antara lapisan dermis dan epidermis.  Ich berkembang baik dengan cara membelah diri dan satu sel Ich dewasa dapat membelah diri menjadi 2000 tomite (anak Ich).
Ich menyerang semua jenis ikan terutama pada benih terutama pada ikan yang tidak bersisik seperti Patin atau Lele.  Ikan yang terserang ditandai dengan adanya bintik putih pada permukaan tubuh, kulit teriritasi dan ikan melompat-lompat ke permukaan air.
Pengendalian penyakit bintik putih terutama dengan menaikkan suhu pada .i 28-30 derajad Celcius.  Selain itu dapat pula digunakan obat antiparasitik seperti formalin 25 ppm, Blitz Ich atau garam NaCl 1000-2000 ppm selama 24 jam.

c.                   Infeksi Epistylis
Organisme penyebab penyakit ini adalah Epistylis sp.  Parasit berbentuk seperti lonceng, dilengkapi tangkai dengan ukuran tubuh +  51.00 um.  Biasanya membentuk koloni yang disusun pada tangkai yang bercabang-cabang.  Parasit ini dapat menginfeksi organ insang dan permukaan tubuh.
Tanda klinis ikan yang terinfeksi memperlihatkan gejala 'flashing', insang terliha kemerahan-kecoklatan, dan adanya kesukaran bernafas dan gerak.  Tumbuh lambat, terjadi kerusakan pada bagian yang terinfeksi.  Pada ikan Corydoras dicirikan adanya benjolan putih di permukaan tubuh.
Pengendalian ikan yang terserang adalah dengan menggunakan pK 1-3 ppm, Formalin 25 ppm,   NaCl 500 ppm selama 24 jam.

d.                  Chilodinellasis
Penyakit ini disebabkan oleh parasit Chillodonella sp. Bentuk parasit Chillodonella sp seperti hati, berukuran 50-70 um memperbanyak diri dengan pembelahan longitudinal.  Ikan yang sering terinfeksi adalah ikan hias atau benih ikan kultur.
Ikan yang terserang terlihat lemah, tidak mau makan, lendir berlebihan. Selain itu terjadi pendarahan dan  kerusakan pada epitel insang dan teriritasi. 
Pengendalian penyakit ini seperti halnya pada parasit lain menggunakan obat anti parasitik seperti Formalin 25 ppm, Garam Na Cl, pK dan methilene blue.


e.         Monogeneasis
Penyakit ini adalah penyakit yang disebabkan antara lain oleh cacing mikroskopis yang disebut Dactylogyrus sp. dan Gyrodactylus sp.  Kedua parasit ini termasuk kedalam kelompok Trematoda, yang dapat mengenfeksi insang dan permukaan tubuh.  Perbedaannya dapat dilihat secara mikroskopis yang ditandai dengan adanya bintik mata pada Dactylogyrus sp. yang tidak dimiliki oleh Gyrodactylus sp. 
Penyakit ditandai dengan adanya  bercak putih seperti kapas di permuakaan tubuh, sisik terkelupas dan terjadi pendarahan serta borok.  Pengendalian pada infeksi dini dapat dilakukan dengan menggunakan garam Na Cl 1000 ppm dan   Methilene blue 1-3 ppm selama 24 jam.

e.                   Saprolegniasis
Penyakit ini  merupakan penyakit jamur pada ikan atau telur ikan yang disebabkan antara lain oleh jamur Saprolegnia sp.dan Achlya sp.  Pada umumnya jamur merupakan infeksi kedua pada ikan setelah penyakit primer yang menginfeksi berupa penyakit bakterial dan parasiter,  Selain itu infeksi jamur bisa juga terjadi pada ikan yang luka (stress fisik) karena penanganan kasar atau pengaruh kualitas air dan telur yang tidak dibuahi.
Tanda penyakit yang terserang adalah pada permukaan tubuh ikan dipenuhi dengan pertumbuhan benang-benang putih seperti kapas putih atau coklat yang tumbuh pada kulit, sirip, insang, mata dan telur ikan.  Jamur akan tumbuh menempel pada jaringan otot dibawah kulit.
Pengendalian jamur pada telur dapat dilakukan dengan membuang telur yang tidak dibuahi, atau telur dapat direndam menggunakan methilene blue 1 ppm.

f.                  Penyakit bakterial
Berikut ini disajikan tabel yang berisi tentang jenis bakteri yang sering menyerang ikan ..

Tabel 1 Jenis Bakteri yang Sering Menginfeksi Ikan .

Nama Umum
Bakteri dan Sifatnya
Tanda Penyakit
Pengendalian
1.     Bacterial Haemorhage septicemia

Aeromonas hydrophilla
-       Pendarahan pada tubuh
-       Penonjolan mata
-       Perut kembung
-       Luka bernanah
-       Pakan cukup

-       Antibiotika melalui pakan, perendaman, olesan dan suntik.
2.     Penyakit 
     Myxobakterial

Flexibacter columnaris
-       Kulit putih teriritasi
3.     Penyakit Pseudomonas

Pseudomonas sp
-       Pendarahan
-       Perut kembung
-       Mata menonjol
-       Luka bernanah

4.     Penyakit
     Tuberculi
Mycobacterium
-       Nodule (bintik putih pada organ dalam)
-       Penonjolan mata
5.          -
Streptococcus sp
-       Ikan lemah, kehilangan nafsu makan
-       Perubahan warna tubuh
-       Berenang memutar

2.2     Penyakit Non Infeksi

Selain penyakit infeksi yang telah disebutkan, dikenal juga penyakit non infeksi.  Penyebabnya adalah kualitas air yang buruk, malnutrisi dan keturunan (genetik).  Salah satu contoh penyakit yang terjadi karena kekurangan  Oksigen terjadi pada malam hari yang langsung terjadi kematian masal.   Contoh penyakit malnutrisi antara lain: kurus atau bengkak tulang punggung.  Sedangkan penyakit genetik antara lain ditandai dengan pertumbuhan yang lambat dari ikan yang dihasilkan.

III.       PENGELOLAAN KESEHATAN IKAN
Dalam pengelolaan kesehatan ikan, terdapat dua kegiatan yaitu pencegahan penyakit yaitu tindakan yang dilakukan sebelum terjadi penyakit dan kontrol (pengobatan) terhadap penyakit, yang merupakan kegiatan setelah ditemukan adanya penyakit pada tubuh ikan.   Cara pencegahan lebih disarankan untuk dilakukan karena cara ini akan menekan biaya produksi yang harus dikeluarkan, dibandingkan jika kita lakukan pengobatan.  Kiranya ungkapan 'Lebih baik mencegah dari pada mengobati' perlu disimak dan diterapkan.

Beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah:
a.                   Mengelola kualitas air agar tetap pada kondisi optimal, agar ikan terhindar dari stress
b.                  Menjaga kualitas dan kuantitas pakan yang diberikan sehingga ikan terjaga kesehatannya
c.                   Melakukan sanitasi dan desinfeksi wadah dan alat yang digunakan.
d.                  Melakukan karantina terhadap ikan yang baru masuk ke daerah pemeliharaan
e.                   Mengisolir ikan yang terlihat ada gejala penyakit secara visual
f.                   Mencegah penyakit dengan menambah bahan anti parasitik atau anti bakterial secara rutin/periodik.
Apabila terpaksa dilakukan pengobatan ikan, maka perlu diperhatikan beberapa hal penting berikut ini, yaitu:
a.                   Volume air
            Volume air yang dipergunakan untuk pengobatan harus diukur atau diperhitungkan, karena akan mempengaruhi jumlah obat yang dipergunakan.  Untuk efisiensi sebaiknya digunakan volume air yang kecil tetapi dilengkapi dengan aerasi yang memadai untuk menghindari terjadinya kekurangan Oksigen.
b.                  Jumlah ikan
Jumlah ikan yang akan diobati juga harus diperhatikan, karena obat yang diberikan cenderung memberikan dampak stress pada ikan, sehingga kebutuhan kadar oksigen dalam media perlu ditambahkan dengan pemberian aerasi.
c.                   Wadah yang digunakan
Sebelum melakukan pengobatan, harus dipilih wadah yang akan digunakan, yang berhubungan dengan volume air yang digunakan untuk pengobatan dan jumlah obat menurut dosis yang digunakan.
d.                  Penyakit yang menyerang
Sebelum melakukan pengobatan, harus diketahui dahulu jenis penyakit yang menyerang ikan, untuk menentukan jenis dan dosis obat yang akan digunakan.  Jenis penyakit dapat diketahui dari gejala yang terjadi maupun melalui pengamatan secara makroskopis dan mikroskopis.  Jika tidak memungkinkan untuk menentukan organisme penyebab menggunakan mikroskop,  gejala penyakit yang terlihat secara visual dapat menjadi pedoman bagi peternak yang telah berpengalaman. 
e.                   Jenis dan dosis obat
Setelah diketahui jenis penyakit yang menyerang dan  penyebab penyakit, barulah kita dapat menentukan obat dan dosis obat yang digunakan.  Keberhasilan pengobatan antara lain ditentukan oleh faktor ini selain tingkat keganasan dari penyakit yang terjadi.  Sebagai pertimbangan lain adalah biaya produksi yang harus dikeluarkan untuk melakukan pengobatan.  Obat harus dipilih yang efisien dan efektif kegunaannya
PENAMPILAN VISUAL IKAN YANG TERSERANG PENYAKIT

GEJALA VISUAL
Kemungkinan Penyebab
1
2
1.  Warna gelap
-     Whirling disease, warna gelap pada bagian posterior atau sebagian tubuh
-     Avitaminosis C
-     Serangan virus (IPN)
2.  Warna merah
-     Gangguan sirkulasi darah akibat perubahan lingkungan yang mendadak
3.  Insang menggumpal
-     Scyphidia, Chillodonella
-     Bakteri dan jamur pada insang
-     Defisiensi nutrisi
4.  Nodule putih pada insang
-     Digenea
-     Myxosporea
5. Mata menonjol atau
    pendarahan
   
-     Bakteri (Aeromonas, Mycobacterium atau Streptococcus)
-     Parasit Helmint
6.  Luka di mulut
-     Bakteri (Vibrio)
-     Penanganan (Transportasi)
7.  Luka Borok
-     Monogenea
-     Cacing jangkar, kutu ikan
-     Bakteri Aeromonas, Pseudomonas, Vibrio, Mycobacterium, Nocardia, Flexibacter columnaris
8. Kista putih pada kulit, sirip
    dan insang
-     Metacercaria digenea
-     Sporozoa
7.  Bintik hitam
-     Metacercaria digenea
8.  Pendarahan terlokalisir
-     Argulus, Lernaea, Bakteri
9.  Bengkak
-     Tumor, Parasit yang mengkista
-     Sporozoa
10. Deformitis
-     Genetik
-     Nutrisi
-     Whirling disease
11. Pendarahan pada pangkal sirip
-     Bakteri (Vibrio)
12. Bengkak perut
-     Kualitas air (N2)
-     Endoparasit (Hexamita)
-     Bakteri
13.  Abses pada tubuh
-     Bakteri (Aeromonas)
-     Endoparasit (Hexamita, Digenea)
14. Penonjolan pada anus
-     Endoparasit (Hexamita)
-     Bakteri
15.  Kurus
-     Kualitas makanan
-     Kualitas air
-     Bakteri (Mycobacterium)
-     Endoparasit (Digenea, Cestoda)
16.  Bengkak punggung
-     Endoparasit (Myxosporea)


PERUBAHAN PADA KULIT AKIBAT SERANGAN PENYAKIT

GEJALA VISUAL
PENYEBAB
1.  Bintik putih
-   White spot (Ich)
2. Bercak abu-abu pucat  (agak kekuningan)
   pada kulit punggung
-     Columnaris (Flexibacter      columnaris)
3. Sirip rusak, jaringan
   antara tulang sirip
   mengalami nekrosis 
   (tampak keputih-putihan)
-       Fin rot (Flexibacter 
     columnaris)
4. Bulatan yang keruh pada
    permukaan tubuh ikan
-   Jamur Saprolegnia
5. Lapisan keabuan pada
   ikan, sirip pucat.  Lapisan
   berada di separuh bagian
   atas ikan
-     Costia
-     Chilodonella
-     Trichodina
-     Scyphidia
6. Bercak kekuningan pada
    kulit dan sirip.
-     Gold dust atau Velvet disease (infeksi Oodinium)
7    Bercak lendir, terdapat
    Pendarahan
-     Monogenea
8.    Bintik putih/kehitaman dengan  ukuran besar (1-4 mm) pada tubuh, insang, sirip.
-     Metacercaria
9      Bulatan atau bintik putih berukuran relatif seragam pada tubuh ikan
- Kista sporozoa
10. Kulit secara keseluruhan
     berwarna abu-abu kebiruan

-  Masalah nutrisi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar