MACAM PENYAKIT IKAN,
PENCEGAHAN DAN PENGOBATANNYA
Ikan . merupakan hewan yang dikenal
mempunyai daya tahan yang cukup kuat terhadap penyakit dibandingkan dengan ikan
lainnya, walaupun sangat peka terhadap perlakuan kasar terutama saat panen atau
proses transportasi.. Luka yang timbul
akibat perlakuan menjadi pintu masuk bagi organisme pathogen, sehingga terjadi
penyakit.
Pada kondisi normal, terdapat keseimbangan antara
tiga faktor yaitu ikan, lingkungan dan pathogen yang ada di perairan. Ikan menggunakan input energy yang berasal
dari makanan dengan baik, sehingga ikan dapat tumbuh dengan baik, bereproduksi
dan mampu mempertahankan diri dari perubahan lingkungan dengan baik pula.
Timbulnya penyakit merupakan akibat adanya ketidakseimbangan antara lingkungan,
pathogen, dan inang tersebut. Jasad
pathogen akan menimbulkan gangguan, apabila terjadi perubahan kondisi
lingkungan yang menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh ikan (stress).
I.
PENYAKIT
IKAN .
Berdasarkan
sifatnya, penyakit ikan digolongkan menjadi dua yaitu : Penyakit infektif dan
penyakit non infektif. Penyakit infektif
adalah penyakit yang disebabkan terinfeksinya ikan oleh orgamisme pathogen,
seperti virus, bakteri, jamur ataupun parasit.
Sedangkan penyakit non infektif adalah penyakit yang terjadi karena gangguan non pathogen seperti nutrisi,
kualitas air, bahan toxic, dan genetic.
Khusus
untuk ikan ., penyakit juga dapat terjadi pada benih, ikan konsumsi maupun
induk. Pada benih, yang sering terjadi
adalah penyakit karena infeksi parasit.
Sedangkan ikan . yang berukuran besar, jamur, luka borok, maupun
benjolan pada mata paling sering ditemui.
Berikut ini diuraikan beberapa jenis penyakit yang sering menginfeksi
ikan .
2.1. Penyakit Infektif
a. Trichodiniasis
Penyakit ini disebabkan oleh parasit Trichodina
sp. Parasit ini mempunyai cilia
sebagai alat gerak, berbentuk seperti piring terbang atau topi, dengan ukuran +
50 um. Trichodina sp dapat menyerang hampir
semua jenis ikan air tawar terutama pada benih, dan menginfeksi permukaan tubuh
maupun insang.
Ikan
yang terserang mengalami kerusakan pada kulit dan sirip. Pada infeksi dini tidak terlihat gejala
klinis apapun, sehingga terkadang sulit untuk diantisipasi, karena akan diikuti
dengan infeksi organisme lain. Penularan
penyakit ini terjadi melalui kontak langsung dengan ikan yang terinfeksi dan
melalui alat perikanan yang digunakan seperti scoope net, selang ataupun
waring.
Penyakit
Trichodiniasis dapat dicegah dengan memberikan pakan yang baik dan cukup serta
kondisi Oksigen yang baik. Pengobatan
terhadap ikan yang terserang adalah
dengan menggunakan obat seperti Formalin 25 ppm, Na Cl 500-1000 ppm selama 24
jam..
b.
Ichthyophthiriasis
Penyakit ini dikenal dengan nama 'White spot' (Bintik
putih). Organisme yang menyebabkan penyakit ini adalah Ichthyophthirius
multifiliis (Ich).
Ich berbentuk bulat dengan
cilia sebagai alat gerak. Ciri khasnya
adalah adanya macronucleus berbentuk tapal kuda
atau huruf C, dengan ukuran
parasit (0.5-1.0 mm). Parasit ini dapat
mengnfeksi ikan pada organ insang dan permukaan tubuh antara lapisan dermis dan
epidermis. Ich berkembang baik dengan
cara membelah diri dan satu sel Ich dewasa dapat membelah diri menjadi 2000
tomite (anak Ich).
Ich menyerang semua jenis ikan
terutama pada benih terutama pada ikan yang tidak bersisik seperti Patin atau
Lele. Ikan yang terserang ditandai
dengan adanya bintik putih pada permukaan tubuh, kulit teriritasi dan ikan
melompat-lompat ke permukaan air.
Pengendalian penyakit bintik
putih terutama dengan menaikkan suhu pada .i 28-30 derajad Celcius. Selain itu dapat pula digunakan obat
antiparasitik seperti formalin 25 ppm, Blitz Ich atau garam NaCl 1000-2000 ppm
selama 24 jam.
c.
Infeksi Epistylis
Organisme penyebab penyakit ini adalah Epistylis sp. Parasit berbentuk seperti lonceng, dilengkapi
tangkai dengan ukuran tubuh +
51.00 um. Biasanya membentuk koloni yang disusun pada
tangkai yang bercabang-cabang. Parasit
ini dapat menginfeksi organ insang dan permukaan tubuh.
Tanda klinis ikan yang
terinfeksi memperlihatkan gejala 'flashing', insang terliha
kemerahan-kecoklatan, dan adanya kesukaran bernafas dan gerak. Tumbuh lambat, terjadi kerusakan pada bagian
yang terinfeksi. Pada ikan Corydoras
dicirikan adanya benjolan putih di permukaan tubuh.
Pengendalian ikan yang terserang
adalah dengan menggunakan pK 1-3 ppm, Formalin 25 ppm, NaCl 500 ppm selama 24 jam.
d.
Chilodinellasis
Penyakit ini disebabkan oleh parasit Chillodonella sp.
Bentuk parasit Chillodonella sp seperti hati, berukuran 50-70 um
memperbanyak diri dengan pembelahan longitudinal. Ikan yang sering terinfeksi adalah ikan hias atau benih ikan kultur.
Ikan yang terserang terlihat
lemah, tidak mau makan, lendir berlebihan. Selain itu terjadi pendarahan
dan kerusakan pada epitel insang dan
teriritasi.
Pengendalian penyakit ini
seperti halnya pada parasit lain menggunakan obat anti parasitik seperti
Formalin 25 ppm, Garam Na Cl, pK dan methilene blue.
e. Monogeneasis
Penyakit ini adalah penyakit
yang disebabkan antara lain oleh cacing mikroskopis yang disebut Dactylogyrus
sp. dan Gyrodactylus sp.
Kedua parasit ini termasuk kedalam kelompok Trematoda, yang dapat
mengenfeksi insang dan permukaan tubuh.
Perbedaannya dapat dilihat secara mikroskopis yang ditandai dengan adanya
bintik mata pada Dactylogyrus sp. yang tidak dimiliki oleh Gyrodactylus
sp.
Penyakit ditandai dengan
adanya bercak putih seperti kapas di
permuakaan tubuh, sisik terkelupas dan terjadi pendarahan serta borok. Pengendalian pada infeksi dini dapat dilakukan
dengan menggunakan garam Na Cl 1000 ppm dan
Methilene blue 1-3 ppm selama 24 jam.
e.
Saprolegniasis
Penyakit
ini merupakan penyakit jamur pada ikan
atau telur ikan yang disebabkan antara lain oleh jamur Saprolegnia sp.dan
Achlya sp. Pada umumnya jamur
merupakan infeksi kedua pada ikan setelah penyakit primer yang menginfeksi
berupa penyakit bakterial dan parasiter,
Selain itu infeksi jamur bisa juga terjadi pada ikan yang luka (stress
fisik) karena penanganan kasar atau pengaruh kualitas air dan telur yang tidak
dibuahi.
Tanda
penyakit yang terserang adalah pada permukaan tubuh ikan dipenuhi dengan
pertumbuhan benang-benang putih seperti kapas putih atau coklat yang tumbuh
pada kulit, sirip, insang, mata dan telur ikan.
Jamur akan tumbuh menempel pada jaringan otot dibawah kulit.
Pengendalian
jamur pada telur dapat dilakukan dengan membuang telur yang tidak dibuahi, atau
telur dapat direndam menggunakan methilene blue 1 ppm.
f.
Penyakit bakterial
Berikut ini disajikan tabel yang berisi tentang jenis bakteri yang sering
menyerang ikan ..
Tabel 1 Jenis Bakteri yang
Sering Menginfeksi Ikan .
Nama Umum
|
Bakteri dan Sifatnya
|
Tanda Penyakit
|
Pengendalian
|
1. Bacterial Haemorhage septicemia
|
Aeromonas
hydrophilla
|
- Pendarahan pada tubuh
- Penonjolan mata
- Perut kembung
- Luka bernanah
|
- Pakan cukup
- Antibiotika melalui pakan, perendaman,
olesan dan suntik.
|
2. Penyakit
Myxobakterial
|
Flexibacter
columnaris
|
- Kulit putih teriritasi
|
|
3. Penyakit Pseudomonas
|
Pseudomonas
sp
|
- Pendarahan
- Perut kembung
- Mata menonjol
- Luka bernanah
|
|
4. Penyakit
Tuberculi
|
Mycobacterium
|
- Nodule (bintik putih pada organ dalam)
- Penonjolan mata
|
|
5.
-
|
Streptococcus
sp
|
- Ikan lemah, kehilangan nafsu makan
- Perubahan warna tubuh
- Berenang memutar
|
2.2 Penyakit Non Infeksi
Selain penyakit infeksi yang telah disebutkan, dikenal juga penyakit non
infeksi. Penyebabnya adalah kualitas air
yang buruk, malnutrisi dan keturunan (genetik).
Salah satu contoh penyakit yang terjadi karena kekurangan Oksigen terjadi pada malam hari yang langsung
terjadi kematian masal. Contoh penyakit
malnutrisi antara lain: kurus atau bengkak tulang punggung. Sedangkan penyakit genetik antara lain
ditandai dengan pertumbuhan yang lambat dari ikan yang dihasilkan.
III. PENGELOLAAN KESEHATAN IKAN
Dalam pengelolaan kesehatan
ikan, terdapat dua kegiatan yaitu pencegahan penyakit yaitu tindakan yang
dilakukan sebelum terjadi penyakit dan kontrol (pengobatan) terhadap penyakit,
yang merupakan kegiatan setelah ditemukan adanya penyakit pada tubuh ikan. Cara pencegahan lebih disarankan untuk
dilakukan karena cara ini akan menekan biaya produksi yang harus dikeluarkan,
dibandingkan jika kita lakukan pengobatan.
Kiranya ungkapan 'Lebih baik mencegah dari pada mengobati' perlu disimak
dan diterapkan.
Beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan
adalah:
a.
Mengelola
kualitas air agar tetap pada kondisi optimal, agar ikan terhindar dari stress
b.
Menjaga
kualitas dan kuantitas pakan yang diberikan sehingga ikan terjaga kesehatannya
c.
Melakukan
sanitasi dan desinfeksi wadah dan alat yang digunakan.
d.
Melakukan
karantina terhadap ikan yang baru masuk ke daerah pemeliharaan
e.
Mengisolir
ikan yang terlihat ada gejala penyakit secara visual
f.
Mencegah
penyakit dengan menambah bahan anti parasitik atau anti bakterial secara
rutin/periodik.
Apabila terpaksa dilakukan pengobatan ikan, maka perlu
diperhatikan beberapa hal penting berikut ini, yaitu:
a.
Volume air
Volume air yang
dipergunakan untuk pengobatan harus diukur atau diperhitungkan, karena akan
mempengaruhi jumlah obat yang dipergunakan.
Untuk efisiensi sebaiknya digunakan volume air yang kecil tetapi
dilengkapi dengan aerasi yang memadai untuk menghindari terjadinya kekurangan
Oksigen.
b.
Jumlah ikan
Jumlah ikan yang
akan diobati juga harus diperhatikan, karena obat yang diberikan cenderung
memberikan dampak stress pada ikan, sehingga kebutuhan kadar oksigen dalam
media perlu ditambahkan dengan pemberian aerasi.
c.
Wadah yang digunakan
Sebelum melakukan pengobatan, harus
dipilih wadah yang akan digunakan, yang berhubungan dengan volume air yang
digunakan untuk pengobatan dan jumlah obat menurut dosis yang digunakan.
d.
Penyakit yang menyerang
Sebelum melakukan pengobatan, harus
diketahui dahulu jenis penyakit yang menyerang ikan, untuk menentukan jenis dan
dosis obat yang akan digunakan. Jenis penyakit dapat diketahui dari gejala
yang terjadi maupun melalui pengamatan secara makroskopis dan mikroskopis. Jika tidak memungkinkan untuk menentukan
organisme penyebab menggunakan mikroskop,
gejala penyakit yang terlihat secara visual dapat menjadi pedoman bagi
peternak yang telah berpengalaman.
e.
Jenis dan dosis obat
Setelah
diketahui jenis penyakit yang menyerang dan
penyebab penyakit, barulah kita dapat menentukan obat dan dosis obat
yang digunakan. Keberhasilan pengobatan
antara lain ditentukan oleh faktor ini selain tingkat keganasan dari penyakit
yang terjadi. Sebagai pertimbangan lain
adalah biaya produksi yang harus dikeluarkan untuk melakukan pengobatan. Obat harus dipilih yang efisien dan efektif
kegunaannya
PENAMPILAN VISUAL
IKAN YANG TERSERANG PENYAKIT
GEJALA
VISUAL
|
Kemungkinan
Penyebab
|
1
|
2
|
1. Warna gelap
|
- Whirling
disease, warna gelap pada bagian posterior atau sebagian tubuh
- Avitaminosis C
- Serangan virus (IPN)
|
2. Warna merah
|
- Gangguan
sirkulasi darah akibat perubahan lingkungan yang mendadak
|
3. Insang menggumpal
|
- Scyphidia, Chillodonella
- Bakteri dan jamur pada insang
- Defisiensi
nutrisi
|
4. Nodule putih pada insang
|
- Digenea
- Myxosporea
|
5. Mata menonjol atau
pendarahan
|
- Bakteri
(Aeromonas, Mycobacterium atau Streptococcus)
- Parasit
Helmint
|
6. Luka di mulut
|
- Bakteri
(Vibrio)
- Penanganan
(Transportasi)
|
7. Luka Borok
|
- Monogenea
- Cacing
jangkar, kutu ikan
- Bakteri
Aeromonas, Pseudomonas, Vibrio, Mycobacterium, Nocardia, Flexibacter
columnaris
|
8. Kista putih pada kulit, sirip
dan insang
|
- Metacercaria
digenea
- Sporozoa
|
7. Bintik
hitam
|
- Metacercaria
digenea
|
8. Pendarahan
terlokalisir
|
- Argulus,
Lernaea, Bakteri
|
9. Bengkak
|
- Tumor, Parasit yang mengkista
- Sporozoa
|
10. Deformitis
|
- Genetik
- Nutrisi
- Whirling
disease
|
11. Pendarahan pada
pangkal sirip
|
- Bakteri
(Vibrio)
|
12. Bengkak perut
|
- Kualitas air (N2)
- Endoparasit (Hexamita)
- Bakteri
|
13. Abses pada tubuh
|
- Bakteri (Aeromonas)
- Endoparasit (Hexamita, Digenea)
|
14. Penonjolan pada
anus
|
- Endoparasit
(Hexamita)
- Bakteri
|
15. Kurus
|
- Kualitas makanan
- Kualitas air
- Bakteri (Mycobacterium)
- Endoparasit
(Digenea, Cestoda)
|
16. Bengkak punggung
|
- Endoparasit
(Myxosporea)
|
PERUBAHAN PADA KULIT AKIBAT SERANGAN PENYAKIT
GEJALA VISUAL
|
PENYEBAB
|
1.
Bintik putih
|
-
White spot (Ich)
|
2. Bercak abu-abu pucat (agak
kekuningan)
pada kulit punggung
|
- Columnaris
(Flexibacter columnaris)
|
3. Sirip rusak,
jaringan
antara tulang sirip
mengalami
nekrosis
(tampak keputih-putihan)
|
- Fin rot (Flexibacter
columnaris)
|
4. Bulatan yang
keruh pada
permukaan tubuh ikan
|
-
Jamur Saprolegnia
|
5. Lapisan keabuan
pada
ikan, sirip pucat. Lapisan
berada di separuh bagian
atas ikan
|
- Costia
- Chilodonella
- Trichodina
- Scyphidia
|
6. Bercak kekuningan pada
kulit dan sirip.
|
- Gold dust
atau Velvet disease (infeksi Oodinium)
|
7 Bercak
lendir, terdapat
Pendarahan
|
- Monogenea
|
8. Bintik
putih/kehitaman dengan ukuran besar
(1-4 mm) pada tubuh, insang, sirip.
|
- Metacercaria
|
9 Bulatan
atau bintik putih berukuran relatif seragam pada tubuh ikan
|
-
Kista sporozoa
|
10. Kulit secara keseluruhan
berwarna abu-abu kebiruan
|
-
Masalah nutrisi
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar