SETBAKORLUH
PROVINSI JAWA TENGAH MENYELENGGARAKAN KEGIATAN FASILITASI PERTEMUAN KOORDINASI
PELAKU USAHA BIDANG PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH WILAYAH EKS KARESIDENAN
BANYUMAS DAN KAB. WONOSOBO
Kedaulatan pangan dewasa ini menjadi salah satu isu strategis. Dan ancaman “banjir impor” produk pangan dari negara lain yang mengancam kedaulatan negara di bidang pangan seperti impor 100.000 ekor sapi, impor 700 ton fillet ikan patin per bulan dari Thailand dan impor bahan pokok lainnya seperti beras, gula, jagung, dan kedelai membuat miris hati kita. Konsep kedaulatan pangan untuk mewujudkan Jawa Tengah yang berdikari sedang dirumuskan dalam penyusunan RPJMD Tahun 2013 – 2018;
Visi Gubernur Jawa Tengah terpilih yaitu
“Menuju Jawa Tengah Sejahtera dan Berdikari” memberikan pesan bahwa membangun
Jawa Tengah harus perpijak pada kekuatan sendiri dengan mengeksplorasi seluruh
potensi dan sumberdaya secara berdaulat;
Misi pertama “Membangun Jawa Tengah berbasis
Trisakti Bung Karno, Berdaulat di Bidang Politik, Berdikari di Bidang Ekonomi,
dan Berkepribadian di Bidang Kebudayaan” memberikan pijakan bahwa Jawa Tengah
harus mampu mewujudkan kedaulatan pangan sebagai wujud berdikari secara
ekonomi;
Dan Sektor kelautan dan perikanan semakin
dapat diandalkan untuk mendukung kedaulatan pangan di Jawa Tengah dibuktikan
dengan fakta :
- Tahun 2012 total produk perikanan 532.726,93 ton melebihi produksi daging hewan ternak yang hanya 252.218,87 ton;
- Produk kelautan dan perikanan merupakan sumber protein hewani yang universal, tidak menimbulkan penyakit, mencerdaskan dan menyehatkan.
“Bagaimanakah kebijakan sektor kelautan dan perikanan di Jawa
Tengah berdasarkan atas isu strategis tersebut?”
Sebagai salah satu
upaya perwujudan untuk lebih meningkatkan usaha perikanan budidaya juga sekaligus
optimalisasi usaha pengolahan dan pemasaraan hasil perikanan, Sekretariat
Badan Koordinisai Penyuluhan (Setbakorluh) Provinsi Jawa Tengah bekerjasama
dengan Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Banjarnegara selaku
tuan rumah menyelenggarakan kegiatan “Fasilitasi Pertemuan Koordinasi Pelaku
Usaha Bidang Perikanan Provinsi Jawa Tengah tahun 2014” untuk wilayah Eks
Karesidenan Banyumas (yang terdiri dari
Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, Banjarnegara, dan Kebumen) dan
Kabupaten Wonosobo pada hari Selasa, 24 Juni 2014 di aula Dinas Pertanian,
Perikanan dan Peternakan Kab. Banjarnegara.
Diikuti 75 peserta dari enam Kabupaten tersebut yang terdiri dari pelaku
usaha perikanan baik dari kegiatan budidaya perikanan juga dari kegiatan
pengolahan serta pemasaran hasil perikanan juga dihadiri oleh penyuluh
perikanan pendamping perwakilan dari masing-masing Kabupaten.
Dibuka secara resmi
oleh Plt. Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kabupaten
Banjarnegara, Ir. Arifin Romli, M.Si berharap dalam sambutannya acara ini
mampu memberikan semangat positif kepada para pelaku usaha bidang perikanan
untuk lebih meningkatkan usahanya secara professional. Meskipun hanya satu hari
saja, namun cukup bermnafaat karena dalam acara ini dihadirkan langsung success story pelaku usaha perikanan
dari Kab. Banjarnegara . ada 3 materi yang disampaikan dalam acara ini
yaitu Kebijakan dan Program Budidaya Perikanan di Jawa Tengah, Kiat Sukses
dalam Membangun Keberhasilan usaha Perikanan, dan Sinergitas Penyuluh dalam
Pengawalan dan Pendampingan Usaha Perikanan.
Diawali pemaparan
materi oleh Perwakilan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah,
Ir. Martopo menyampaikan materi tentang Kebijakan dan Program Budidaya
perikanan di Jawa Tengah. Dimana bahwa dalam membangun sector kelautan dan
perikanan Jawa Tengah, arah kebijakan dan program Dinlutkan Provinsi Jawa
Tengah yaitu :
1. Meningkatkan
kemampuan SDM dan kapasitas kelembagaan masyarakat;
2. Meningkatkan
pengawasan dan penegakan hukum untuk pengendalian eksploitasi sumberdaya
kelautan dan perikanan;
3. Melaksanakan
optimalisasi usaha perikanan tangkap;
4. Peningkatan usaha
perikanan budidaya;
5. Optimalisasi
usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan;
6. Rehabilitasi dan
konservasi ekosistem vital di laut / pesisir.
“Dan untuk mensukseskan program tersebut perlu dukungan semua pihak dari
pelaku usaha di bidang perikanan itu sendiri juga kerjasama dari penyuluh
perikanan dan instansi terkait” harapnya menutup
pengisian materi.
Dan materi kedua
yang ditunggu-tunggu peserta adalah langsung dari praktisi pelaku usaha dari
tuan rumah dengan success story nya dalam usahanya di bidang perikanan ,
Karsono, S.Pd. berawal dari desa yang tertinggal, Desa Luwung dengan usaha dan
kerja kerasnya menjadikan dari desa
tertinggal menjadi desa tertingal
(arti : keliatan) dengan usaha disektor perikanan budidaya. Dengan materi Kiat
Sukses dalam Membangun Keberhasilan usaha Perikanan, tips yang berharga buat
peserta adalah dalam berusaha hindari Hindari kata-kata
3S dan 3T
Sulit , Sukar, Susah, Tidak bisa, Tidak
mungkin, dan Tidak mampu. Dan Katakan OK Yes Bisa
Siap Insya Allah. “Dan dengan P2MKP (Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan) yang
dikelolanya beliau dengan tangan terbuka siap menerima yang ingin bergabung
menuai sukses dalam usaha perikanan bersamanya” pungkasnya menutup
pemaparannya.
Materi terakhir dari
Koordinator BP4K Kabupaten Banjarnegara, Ir.
Rukmi Herta Ekoprapti yaitu tentang Sinergitas Penyuluh dalam Pengawalan
dan Pendampingan Usaha Perikanan. Dalam pemaparannya Penyuluhan Perikanan memiliki
arah kebijakan demi mendukung berkembangnya sektor kelautan dan perikanan. Kebijakan penyuluhan adalah mendukung program
prioritas Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Kebijakan ini dalam rangka pemberdayaan
masyarakat, pendekatan kawasan dan industrialisasi, pemberdayaan dan
kewirausahaan, partisipatif dan mandiri, sinergitas penyuluhan dan perluasan
jejaring kerja, teknologi kelautan dan perikanan serta informasi komunikasi. Penyuluh perikanan
pun menghadapi tantangan yang menuntut kemampuannya untuk bisa mensinergikan
kebijakan pemerintah dalam hal ini mendorong dan mensukseskan industrialisasi
di sektor kelautan dan perikanan. Juga
tantangan dengan adanya tuntutan terhadap penyuluhan yang berorientasi pasar (market-oriented
extension).
“Maka dari itu kita
sebagai seorang penyuluh
perikanan dituntut harus mampu berperan melakukan pendekatan secara
fasilitatif. Artinya, penyuluh perikanan
harus mampu memanfaatkan jejeraing kerjanya untuk menghubungkan antara khalayak
yang disuluh dengan pihak lain seperti sumber : teknologi,
permodalan, informasi, akses pasar dan lain-lain. Jika penyuluh
perikanan mampu membantu para pelaku utama dan pelaku usaha perikanan dalam
mengakses modal usaha dengan mudah agar meningkat skala usahanya, maka kita Penyuluh Perikanan merupakan
“Guru yang Mulia” bagi
mereka. Yang pada akhirnya diharapkan
diperoleh dua nilai investasi yang sukses diterapkan oleh penyuluh perikanan
serta pelaku utama dan pelaku usaha perikanan dari apa yang telah dilakukan
yaitu investasi dunia dan investasi akhirat tentunya”
pungkasnya menutup acara yang mampu memberikan semangat dan motivasi kepada
penyuluh perikanan yang hadir. Semoga kita mampu mewujudkannya, Salam
Penyuluhan Perikanan.
salam penyuluh perikanak semoga perikanan dqn ppelaku utama perikanak makin maju n jaya amin
BalasHapus