Selasa, 24 Juni 2014



SETBAKORLUH PROVINSI JAWA TENGAH MENYELENGGARAKAN KEGIATAN FASILITASI PERTEMUAN KOORDINASI PELAKU USAHA BIDANG PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH WILAYAH EKS KARESIDENAN BANYUMAS DAN KAB. WONOSOBO


Kedaulatan pangan dewasa ini menjadi salah satu isu strategis. Dan  ancaman “banjir impor” produk pangan dari negara lain yang mengancam kedaulatan negara di bidang pangan seperti  impor 100.000 ekor sapi, impor 700 ton fillet ikan patin per bulan dari Thailand dan impor bahan pokok lainnya seperti beras, gula, jagung, dan kedelai membuat miris hati kita. Konsep kedaulatan pangan untuk mewujudkan Jawa Tengah yang berdikari sedang dirumuskan dalam penyusunan RPJMD Tahun 2013 – 2018;
Visi Gubernur Jawa Tengah terpilih yaitu “Menuju Jawa Tengah Sejahtera dan Berdikari” memberikan pesan bahwa membangun Jawa Tengah harus perpijak pada kekuatan sendiri dengan mengeksplorasi seluruh potensi dan sumberdaya secara berdaulat;
Misi pertama “Membangun Jawa Tengah berbasis Trisakti Bung Karno, Berdaulat di Bidang Politik, Berdikari di Bidang Ekonomi, dan Berkepribadian di Bidang Kebudayaan” memberikan pijakan bahwa Jawa Tengah harus mampu mewujudkan kedaulatan pangan sebagai wujud berdikari secara ekonomi;
Dan Sektor kelautan dan perikanan semakin dapat diandalkan untuk mendukung kedaulatan pangan di Jawa Tengah dibuktikan dengan fakta :
  • Tahun 2012 total produk perikanan 532.726,93 ton melebihi produksi daging hewan ternak yang hanya 252.218,87 ton;
  • Produk kelautan dan perikanan merupakan sumber protein hewani yang universal, tidak menimbulkan penyakit, mencerdaskan dan menyehatkan.
Bagaimanakah kebijakan sektor kelautan dan perikanan di Jawa Tengah berdasarkan atas isu strategis tersebut?
Sebagai salah satu upaya perwujudan untuk lebih meningkatkan usaha perikanan budidaya juga sekaligus optimalisasi usaha pengolahan dan pemasaraan hasil perikanan, Sekretariat Badan Koordinisai Penyuluhan (Setbakorluh) Provinsi Jawa Tengah bekerjasama dengan Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Banjarnegara selaku tuan rumah menyelenggarakan kegiatan “Fasilitasi Pertemuan Koordinasi Pelaku Usaha Bidang Perikanan Provinsi Jawa Tengah tahun 2014” untuk wilayah Eks Karesidenan Banyumas  (yang terdiri dari Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, Banjarnegara, dan Kebumen) dan Kabupaten Wonosobo pada hari Selasa, 24 Juni 2014 di aula Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kab. Banjarnegara.  Diikuti 75 peserta dari enam Kabupaten tersebut yang terdiri dari pelaku usaha perikanan baik dari kegiatan budidaya perikanan juga dari kegiatan pengolahan serta pemasaran hasil perikanan juga dihadiri oleh penyuluh perikanan pendamping perwakilan dari masing-masing Kabupaten. 
Dibuka secara resmi oleh Plt. Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Banjarnegara, Ir. Arifin Romli, M.Si berharap dalam sambutannya acara ini mampu memberikan semangat positif kepada para pelaku usaha bidang perikanan untuk lebih meningkatkan usahanya secara professional. Meskipun hanya satu hari saja, namun cukup bermnafaat karena dalam acara ini dihadirkan langsung success story pelaku usaha perikanan dari Kab. Banjarnegara . ada 3 materi yang disampaikan dalam acara ini yaitu Kebijakan dan Program Budidaya Perikanan di Jawa Tengah, Kiat Sukses dalam Membangun Keberhasilan usaha Perikanan, dan Sinergitas Penyuluh dalam Pengawalan dan Pendampingan Usaha Perikanan.
Diawali pemaparan materi oleh Perwakilan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah, Ir. Martopo menyampaikan materi tentang Kebijakan dan Program Budidaya perikanan di Jawa Tengah. Dimana bahwa dalam membangun sector kelautan dan perikanan Jawa Tengah, arah kebijakan dan program Dinlutkan Provinsi Jawa Tengah yaitu :
1.   Meningkatkan kemampuan SDM dan kapasitas kelembagaan masyarakat;
2.  Meningkatkan pengawasan dan penegakan hukum untuk pengendalian eksploitasi sumberdaya kelautan dan perikanan;
3.  Melaksanakan optimalisasi usaha perikanan tangkap;
4.  Peningkatan usaha perikanan budidaya;
5.  Optimalisasi usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan;
6.  Rehabilitasi dan konservasi ekosistem vital di laut / pesisir.
 
“Dan untuk mensukseskan program tersebut perlu dukungan semua pihak dari pelaku usaha di bidang perikanan itu sendiri juga kerjasama dari penyuluh perikanan dan instansi terkait” harapnya menutup pengisian materi. 
Dan materi kedua yang ditunggu-tunggu peserta adalah langsung dari praktisi pelaku usaha dari tuan rumah dengan success story nya dalam usahanya di bidang perikanan , Karsono, S.Pd. berawal dari desa yang tertinggal, Desa Luwung dengan usaha dan kerja kerasnya menjadikan dari desa tertinggal menjadi desa tertingal (arti : keliatan) dengan usaha disektor perikanan budidaya. Dengan materi Kiat Sukses dalam Membangun Keberhasilan usaha Perikanan, tips yang berharga buat peserta adalah dalam berusaha hindari Hindari kata-kata 3S dan 3T  Sulit , Sukar,  Susah,   Tidak bisa, Tidak mungkin, dan  Tidak mampu. Dan Katakan  OK   Yes    Bisa  Siap  Insya Allah. “Dan dengan P2MKP (Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan) yang dikelolanya beliau dengan tangan terbuka siap menerima yang ingin bergabung menuai sukses dalam usaha perikanan bersamanya” pungkasnya menutup pemaparannya.
Materi terakhir dari Koordinator BP4K Kabupaten Banjarnegara, Ir. Rukmi Herta Ekoprapti yaitu tentang Sinergitas Penyuluh dalam Pengawalan dan Pendampingan Usaha Perikanan. Dalam pemaparannya Penyuluhan Perikanan  memiliki arah kebijakan demi mendukung berkembangnya sektor kelautan dan perikanan.  Kebijakan penyuluhan adalah mendukung program prioritas Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).  Kebijakan ini dalam rangka pemberdayaan masyarakat, pendekatan kawasan dan industrialisasi, pemberdayaan dan kewirausahaan, partisipatif dan mandiri, sinergitas penyuluhan dan perluasan jejaring kerja, teknologi kelautan dan perikanan serta informasi komunikasi. Penyuluh perikanan pun menghadapi tantangan yang menuntut kemampuannya untuk bisa mensinergikan kebijakan pemerintah dalam hal ini mendorong dan mensukseskan industrialisasi di sektor kelautan dan perikanan.  Juga tantangan dengan adanya tuntutan terhadap penyuluhan yang berorientasi pasar (market-oriented extension)
“Maka dari itu kita sebagai seorang penyuluh perikanan dituntut harus mampu berperan melakukan pendekatan secara fasilitatif.  Artinya, penyuluh perikanan harus mampu memanfaatkan jejeraing kerjanya untuk menghubungkan antara khalayak yang disuluh dengan pihak lain seperti sumber : teknologi, permodalan, informasi, akses pasar dan lain-lain. Jika penyuluh perikanan mampu membantu para pelaku utama dan pelaku usaha perikanan dalam mengakses modal usaha dengan mudah agar meningkat skala usahanya, maka kita Penyuluh Perikanan merupakan “Guru yang Mulia” bagi mereka.  Yang pada akhirnya diharapkan diperoleh dua nilai investasi yang sukses diterapkan oleh penyuluh perikanan serta pelaku utama dan pelaku usaha perikanan dari apa yang telah dilakukan yaitu investasi dunia dan investasi akhirat tentunya” pungkasnya menutup acara yang mampu memberikan semangat dan motivasi kepada penyuluh perikanan yang hadir. Semoga kita mampu mewujudkannya, Salam Penyuluhan Perikanan.
                                              

1 komentar:

  1. salam penyuluh perikanak semoga perikanan dqn ppelaku utama perikanak makin maju n jaya amin

    BalasHapus