Senin, 30 April 2018



MENSINERGIKAN HUBUNGAN PENYULUH PERIKANAN DENGAN PELAKU UTAMA
DALAM TRANSFORMASI IPTEK DAN PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA (TTG)

Penyuluhan kelautan dan perikanan berasal dari kata dasar “suluh yang berarti obor. Dalam hal ini tentu dimaksudkan untuk memberikan informasi, wawasan, pengetahuan, ketrampilan, dan teknologi tentang kelautan dan perikanan kepada seseorang atau masyarakat untuk menjadi tahu atau lebih tahu. Penyuluhan perikanan juga dapat dipahami sebagai lima proses, yakni sebagai proses penyebaran informasi, proses penerangan, proses perubahan perilaku, proses pendidikan dan proses rekayasa sosial. Sehingga dalam penyuluhan perikanan, untuk menafsirkannya dapat dilihat berdasarkan konteks permasalahan atau materi yang sedang dibahas.
Seorang penyuluh perikanan dituntut dan harus mampu melakukan peran ganda, yaitu : 

(1) sebagai guru, artinya harus terampil menyampaikan inovasi untuk mengubah perilaku masyarakat sebagai sasaran kegiatan penyuluhan perikanan,
(2) sebagai analisator, artinya harus memiliki keahlian untuk melakukan pengamatan terhadap keadaan, masalah, dan kebutuhan masyarakat sasaran serta mampu memecahkan masalahnya,
(3) sebagai konsultan, artinya harus memiliki keterampilan dan keahlian untuk memilih alternative perubahan yang paling cepat, yang secara teknis dapat dilaksanakan, secara ekonomi menguntungkan, dan dapat diterima oleh nilai-nilai sosial budaya setempat, dan
(4) sebagai organisator, artinya harus memiliki keterampilan dan keahlian untuk menjalin hubungan baik dengan segenap lapisan masyarakat sebagai pelaku utama dan pelaku usaha, mampu menumbuhkan kesadaran dan menggerakkan partisipasi masyarakat, mampu berinisiatif bagi terciptanya perubahan-perubahan, dapat memobilisasi sumberdaya, mengarahkan dan membina kegiatan maupun mengembangkan kelembagaan yang efektif untuk melaksanakan perubahan yang direncanakan. Oleh karena itu, penyuluh perikanan juga harus dapat berperan sebagai jembatan penghubung anatara pemerintah dengan sasaran.
Tugas seorang penyuluh perikanan tidaklah ringan karena berhubungan dengan manusia-manusia dewasa yang memiliki sikap, perilaku, keterampilan serta tabiat yang berbeda antara satu dengan yang lain. Sementara, proses penyuluhan kelautan dan perikanan dituntut tidak sekedar menyampaikan infomasi teknologi tetapi lebih dari itu bagaimana proses tersebut mampu merubah sikap, perilaku dan keterampilan sasaran penyuluhan jauh lebih baik dalam berusaha dalam bidang kelautan dan perikanan.
Untuk itu seorang penyuluh perikanan dituntut tidak hanya mampu menyampaikan materi dalam forum pertemuan tetapi harus juga mampu berkomunikasi dan bersosialisasi dengan baik dengan pelaku utama dan keluarganya dalam kehidupan kesehariannya. Komunikasi dan sosialisasi yang lebih baik jauh lebih efektif dalam transformasi teknologi daripada hanya sekedar penyampaian materi sebagaimana guru menyampaikan materi kepada siswanya. Seorang penyuluh janganlah memposisikan dirinya sebagai seorang guru tetapi hendaknya memposisikan dirinya sebagai partner (rekan) dalam menyelesaikan berbagai persoalan pelaku utama. Dengan komunikasi dan sosialisasi yang baik diharapkan hubungan antara penyuluh perikanan, pelaku utama dan keluarganya dapat terjalin sebagaimana hubungan kekeluargaan sehingga diharapkan transformasi teknologi dapat berjalan lebih efektif dan efisien.
Dalam menjaga hubungan yang harmonis antara penyuluh perikanan dan pelaku utama, seorang penyuluh perikanan harus bisa memperhatikan hal-hal penting sebagai berikut :
Pertama, jika Anda ingin mengumpulkan madu jangan tendang sarang lebahnya. Artinya seorang penyuluh perikanan dalam menyampaikan materi atau memberikan infomasi dan iptek yang terbaru janganlah sekali-kali mengkritik, menghina, mencerca, menyalahkan atau mengeluhkan terhadap apa yang telah menjadi kebiasaan atau telah dilakukan oleh pelaku utama, kalau ingin materi, informasi atau iptek yang ingin kita transformasikan dapat diterima oleh mereka. Berbicaralah hal-hal yang baik tentang mereka dan jangan bicarakan hal yang buruk tentang mereka. Sebab dengan mengkritik mereka, mereka akan bertindak dengan cara yang sama seperti yang akan kita lakukan kalau kita berada dalam situasi yang sama.
Kita harus ingat, tatkala kita berurusan dengan manusia kita bukan berurusan dengan makhluk logika tetapi berurusan dengan makhluk penuh emosi, makhluk yang penuh dengan prasangka dan makhluk yang dimotivasi dengan rasa bangga, angkuh dan sombong. Umumnya manusia akan mendahulukan emosi, prasangka, kebanggan, dan kesombongannya daripada kerasionalannya atau logikanya ketika dia dihadapkan pada sebuah kritikan atau kesalahan.
Kritikan adalah hal yang sia-sia karena menempatkan seseorang pada posisi defensive dan biasanya akan membuat orang bersangkutan berusaha mempertahankan dirinya. Kritik itu bisa berbahaya karena kadang kala  bisa melukai rasa kebanggaan, melukai rasa pentingnya dan membangkitkan rasa bencinya. Mari kita sadari bahwa kritik kalau tidak pada waktu yang tepat itu seperti merpati pos, mereka selalu kembali pulang. Orang yang akan kita koreksi dan kita salahkan mungkin akan tetap mempertahankan dirinya dan membalas mencaci kita, sehingga hubungan yang diharapkan lebih harmonis akan semakin retak dan jauh.
Sebagai ganti atau timbal balik kita mengkritik, mencerca, menghina, mengeluhkan dan menyalahkan pelaku utama, mari kita sebagai penyuluh perikanan mencoba dan berusaha untuk lebih mengerti serta memahami mereka seutuhnya. Mari kita bersikap bijak dengan mengerti dan peduli mengapa mereka melakukan apa yang mereka lakukan. Hal itu jauh lebih baik, jauh lebih bermanfaat, lebih melahirkan simpati, toleransi dan kebaikan hati serta akan lebih mampu memikat dan menarik minat mereka terhadap apa yang akan kita sampaikan.
Kedua, berilah penghargaan yang jujur dan tulus terhadap apa-apa yang baik  yang telah dilakukan dan disampaikan oleh pelaku utama. Sebagai agen of change atau agen perubahan dalam sikap, perilaku, dan keterampilan pelaku utama, seorang penyuluh perikanan hendaklah bermurah hati dalam memberikan penghargaan secara jujur dan tulus terhadap setiap keberhasilan dan kebaikan-kebaikan apa yang telah dilakukan oleh pelaku utama. Harus kita sadari sepenuhnya, setiap manusia termasuk kita sendiri memiliki sifat dasar untuk dihargai dan memiliki hasrat untuk menjadi penting.
Dengan memberikan penghargaan kepada pelaku utama, artinya kita sebagai penyuluh perikanan telah mengangkat harga dirinya, telah menjadikan mereka menjadi orang yang penting dikalangan mereka, sehingga diharapkan dapat mendorong semangatnya untuk berubah menjadi lebih baik, lebih berhasil dan lebih banyak melakukan kebaikan-kebaikan.
Ketiga, bangkitkan minat dalam diri pelaku utama. Dalam berkomunikasi sebagai penyuluh perikanan dengan pelaku utama dan keluarganya, seorang penyuluh perikanan sebaiknya lebih banyak membicarakan apa-apa yang menjadi keinginan pelaku utama termasuk harapan-harapan yang diimpikan dan tunjukkan kepada mereka bagaimana mereka harus memperolehnya, kita hendaknya menghindari berbicara mengenai keinginan-keinginan kita terhadap mereka.
Dengan kata lain, dalam menyampaikan sesuatu hendaklah kita sebagai penyuluh perikanan melihat dari sudut pandang pelaku utama dengan tidak meninggalkan esensi yang ingin kita sampaikan, dengan demikian diharapkan minat pelaku utama terhadap apa yang ingin kita sampaikan lebih besar karena mereka berharap akan dapat memenuhi keinginan dan harapan mereka.
Keempat, jadilah pendengar yang baik, dorong pelaku utama untuk berbicara tentang diri mereka. Bila kita ingin menjadi penyuluh perikanan yang baik, jadilah pendengar pelaku utama yang baik dan penuh perhatian. Untuk menjadi menarik, tertariklah pada mereka. Ajukan pertanyaan-pertanyaan yang mereka akan senang menjawabnya. Beri semangat kepada pelaku utama agar berbicara tentang mereka dan hasil sukses mereka serta berbagai permasalahan-permasalahan mereka.
Karena memang peran penyuluh perikanan tidak hanya sebatas pada fungsi menyampaikan inovasi dan mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sasaran penyuluhannya, akan tetapi harus mampu menjadi jembatan penghubung antara pemerintah atau lembaga penyuluhan yang diwakilinya dengan masyarakat sasaran, baik dalam hal menyampaikan inovasi atau kebijakan-kebijakan pembangunan maupun untuk meyampaikan umpan balik atau tanggapan kepada pemerintah/lembaga penyuluhan yang bersangkutan. Seorang penyuluh perikanan haruslah dapat berperan sebagai pembimbing, organisator, dinamisator, pelatih, teknisi, dan jembatan penghubung antara masyarakat sasaran dan lembaga yang diwakilinya. Penyuluh perikananpun diharapkan dapat membantu sasaran mengenal masalah-masalah yang dihadapi sasaran dan membantu memberikan jalan keluar yang diperlukan. Oleh karenanya, agar penyuluh perikanan mampu berperan di dalam memfasilitasi pembelajaran haruslah memiliki kompetensi professional yang dibutuhkan, yaitu kompetensi yang mengacu kepada satu bidang pekerjaan sesuai dengan tugas pokok, fungsi dan peranannya, sebagai profesi. 
Disinilah peran dan dukungan stake holder penyuluhan perikanan baik skala pusat, provinsi ataupun kabupaten/kota untuk lebih mampu meningkatkan nilai kompetensi profesionalisme pada diri penyuluh perikanan untuk mampu mewujudkan sertifikasi penyuluh perikanan professional tentunya. Meski apresiasi terhadap kinerja penyuluh perikanan masih jauh dari harapan namun cukup berbangga seorang penyuluh perikanan mampu menjadi ujung tombak yang langsung berhadapan dengan masyarakat sebagai pelaku utama. Karena memang untuk Bangga sebagai Penyuluh Perikanan akan mudah tercapai jika diawali dengan niat untuk menjadi manusia yang bermanfaat, berakhlak mulia, memahami tugas pokok dan fungsi (tupoksi), serta cerdas, kreatif dan inovaif. Dan satu yang utama, niatkan secara ikhlas profesi kita sebagai Penyuluh Perikanan sebagai ladang ibadah mencari ridho-Nya. Dan menunjukkan serta membuktikan bahwa Profesi Penyuluh Perikanan dapat diandalkan, pantas dibanggakan, mensejahterakan serta ikut andil terhadap kesejahteraan pelaku utama dan pelaku usaha, serta tercapai kemajuan daerah, bangsa dan negara. Karena kalau kita sebagai penyuluh perikanan sudah memiliki rasa Kebanggaan sebagai Penyuluh Perikanan dalam jiwa raga kita apa yang menjadi tugas dan tanggungjawab kita akan terasa ringan mengerjakannya terutama menyangkut peran kita dalam transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi bidang kelautan dan perikanan, karena jika tidak dari sekarang kita merasa bangga, kapan lagi ? Kalau tidak dari kita, siapa lagi yang akan membanggakan profesi Penyuluh Perikanan ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar