MENSINERGIKAN HUBUNGAN PENYULUH PERIKANAN DENGAN
PELAKU UTAMA
DALAM TRANSFORMASI IPTEK DAN PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT
GUNA (TTG)
Penyuluhan kelautan dan
perikanan berasal
dari kata dasar
“suluh” yang berarti obor. Dalam hal ini tentu
dimaksudkan untuk memberikan informasi, wawasan, pengetahuan, ketrampilan, dan teknologi tentang kelautan dan perikanan kepada seseorang atau masyarakat untuk
menjadi tahu atau lebih tahu. Penyuluhan
perikanan juga dapat dipahami sebagai lima proses,
yakni sebagai proses penyebaran informasi, proses penerangan, proses perubahan
perilaku, proses pendidikan dan proses rekayasa sosial. Sehingga dalam
penyuluhan perikanan, untuk menafsirkannya dapat dilihat berdasarkan konteks
permasalahan atau materi yang sedang dibahas.
(1) sebagai guru, artinya harus terampil
menyampaikan inovasi untuk mengubah perilaku masyarakat sebagai sasaran
kegiatan penyuluhan perikanan,
(2) sebagai analisator, artinya harus
memiliki keahlian untuk melakukan pengamatan terhadap keadaan, masalah, dan
kebutuhan masyarakat sasaran serta mampu memecahkan masalahnya,
(3) sebagai konsultan, artinya harus
memiliki keterampilan dan keahlian untuk memilih alternative perubahan yang
paling cepat, yang secara teknis dapat dilaksanakan, secara ekonomi
menguntungkan, dan dapat diterima oleh nilai-nilai sosial budaya setempat, dan
(4) sebagai organisator, artinya harus
memiliki keterampilan dan keahlian untuk menjalin hubungan baik dengan segenap
lapisan masyarakat sebagai pelaku utama dan pelaku usaha, mampu menumbuhkan
kesadaran dan menggerakkan partisipasi masyarakat, mampu berinisiatif bagi
terciptanya perubahan-perubahan, dapat memobilisasi sumberdaya, mengarahkan dan
membina kegiatan maupun mengembangkan kelembagaan yang efektif untuk
melaksanakan perubahan yang direncanakan. Oleh karena itu, penyuluh perikanan juga
harus dapat berperan sebagai jembatan penghubung anatara pemerintah dengan
sasaran.
Tugas
seorang penyuluh perikanan tidaklah ringan karena berhubungan dengan
manusia-manusia dewasa yang memiliki sikap, perilaku, keterampilan serta tabiat
yang berbeda antara satu dengan yang lain. Sementara, proses penyuluhan kelautan
dan perikanan dituntut tidak sekedar menyampaikan infomasi teknologi tetapi
lebih dari itu bagaimana proses tersebut mampu merubah sikap, perilaku dan
keterampilan sasaran penyuluhan jauh lebih baik dalam berusaha dalam bidang
kelautan dan perikanan.
Untuk
itu seorang penyuluh perikanan dituntut tidak hanya mampu menyampaikan materi
dalam forum pertemuan tetapi harus juga mampu berkomunikasi dan bersosialisasi
dengan baik dengan pelaku utama dan keluarganya dalam kehidupan kesehariannya.
Komunikasi dan sosialisasi yang lebih baik jauh lebih efektif dalam
transformasi teknologi daripada hanya sekedar penyampaian materi sebagaimana
guru menyampaikan materi kepada siswanya. Seorang penyuluh janganlah
memposisikan dirinya sebagai seorang guru tetapi hendaknya memposisikan dirinya
sebagai partner (rekan) dalam menyelesaikan berbagai persoalan pelaku utama.
Dengan komunikasi dan sosialisasi yang baik diharapkan hubungan antara penyuluh
perikanan, pelaku utama dan keluarganya dapat terjalin sebagaimana hubungan
kekeluargaan sehingga diharapkan transformasi teknologi dapat berjalan lebih
efektif dan efisien.
Dalam
menjaga hubungan yang harmonis antara penyuluh perikanan dan pelaku utama,
seorang penyuluh perikanan harus bisa memperhatikan hal-hal penting sebagai
berikut :
Pertama, jika Anda ingin mengumpulkan madu
jangan tendang sarang lebahnya. Artinya seorang penyuluh perikanan dalam
menyampaikan materi atau memberikan infomasi dan iptek yang terbaru janganlah
sekali-kali mengkritik, menghina, mencerca, menyalahkan atau mengeluhkan
terhadap apa yang telah menjadi kebiasaan atau telah dilakukan oleh pelaku
utama, kalau ingin materi, informasi atau iptek yang ingin kita transformasikan
dapat diterima oleh mereka. Berbicaralah hal-hal yang baik tentang mereka dan
jangan bicarakan hal yang buruk tentang mereka. Sebab dengan mengkritik mereka,
mereka akan bertindak dengan cara yang sama seperti yang akan kita lakukan
kalau kita berada dalam situasi yang sama.
Kita
harus ingat, tatkala kita berurusan dengan manusia kita bukan berurusan dengan
makhluk logika tetapi berurusan dengan makhluk penuh emosi, makhluk yang penuh
dengan prasangka dan makhluk yang dimotivasi dengan rasa bangga, angkuh dan
sombong. Umumnya manusia akan mendahulukan emosi, prasangka, kebanggan, dan
kesombongannya daripada kerasionalannya atau logikanya ketika dia dihadapkan
pada sebuah kritikan atau kesalahan.
Kritikan
adalah hal yang sia-sia karena menempatkan seseorang pada posisi defensive dan
biasanya akan membuat orang bersangkutan berusaha mempertahankan dirinya. Kritik
itu bisa berbahaya karena kadang kala
bisa melukai rasa kebanggaan, melukai rasa pentingnya dan membangkitkan
rasa bencinya. Mari kita sadari bahwa kritik kalau tidak pada waktu yang tepat
itu seperti merpati pos, mereka selalu kembali pulang. Orang yang akan kita
koreksi dan kita salahkan mungkin akan tetap mempertahankan dirinya dan
membalas mencaci kita, sehingga hubungan yang diharapkan lebih harmonis akan
semakin retak dan jauh.
Sebagai
ganti atau timbal balik kita mengkritik, mencerca, menghina, mengeluhkan dan
menyalahkan pelaku utama, mari kita sebagai penyuluh perikanan mencoba dan
berusaha untuk lebih mengerti serta memahami mereka seutuhnya. Mari kita
bersikap bijak dengan mengerti dan peduli mengapa mereka melakukan apa yang
mereka lakukan. Hal itu jauh lebih baik, jauh lebih bermanfaat, lebih
melahirkan simpati, toleransi dan kebaikan hati serta akan lebih mampu memikat
dan menarik minat mereka terhadap apa yang akan kita sampaikan.
Kedua, berilah penghargaan yang jujur dan
tulus terhadap apa-apa yang baik yang
telah dilakukan dan disampaikan oleh pelaku utama. Sebagai agen of change atau
agen perubahan dalam sikap, perilaku, dan keterampilan pelaku utama, seorang
penyuluh perikanan hendaklah bermurah hati dalam memberikan penghargaan secara
jujur dan tulus terhadap setiap keberhasilan dan kebaikan-kebaikan apa yang
telah dilakukan oleh pelaku utama. Harus kita sadari sepenuhnya, setiap manusia
termasuk kita sendiri memiliki sifat dasar untuk dihargai dan memiliki hasrat
untuk menjadi penting.
Dengan
memberikan penghargaan kepada pelaku utama, artinya kita sebagai penyuluh
perikanan telah mengangkat harga dirinya, telah menjadikan mereka menjadi orang
yang penting dikalangan mereka, sehingga diharapkan dapat mendorong semangatnya
untuk berubah menjadi lebih baik, lebih berhasil dan lebih banyak melakukan
kebaikan-kebaikan.
Ketiga, bangkitkan minat dalam diri pelaku
utama. Dalam berkomunikasi sebagai penyuluh perikanan dengan pelaku utama dan
keluarganya, seorang penyuluh perikanan sebaiknya lebih banyak membicarakan
apa-apa yang menjadi keinginan pelaku utama termasuk harapan-harapan yang
diimpikan dan tunjukkan kepada mereka bagaimana mereka harus memperolehnya,
kita hendaknya menghindari berbicara mengenai keinginan-keinginan kita terhadap
mereka.
Dengan
kata lain, dalam menyampaikan sesuatu hendaklah kita sebagai penyuluh perikanan
melihat dari sudut pandang pelaku utama dengan tidak meninggalkan esensi yang
ingin kita sampaikan, dengan demikian diharapkan minat pelaku utama terhadap
apa yang ingin kita sampaikan lebih besar karena mereka berharap akan dapat
memenuhi keinginan dan harapan mereka.
Keempat, jadilah pendengar yang baik, dorong
pelaku utama untuk berbicara tentang diri mereka. Bila kita ingin menjadi
penyuluh perikanan yang baik, jadilah pendengar pelaku utama yang baik dan
penuh perhatian. Untuk menjadi menarik, tertariklah pada mereka. Ajukan
pertanyaan-pertanyaan yang mereka akan senang menjawabnya. Beri semangat kepada
pelaku utama agar berbicara tentang mereka dan hasil sukses mereka serta
berbagai permasalahan-permasalahan mereka.
Karena memang
peran penyuluh perikanan tidak hanya sebatas pada fungsi menyampaikan inovasi
dan mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sasaran
penyuluhannya, akan tetapi harus mampu menjadi jembatan penghubung antara
pemerintah atau lembaga penyuluhan yang diwakilinya dengan masyarakat sasaran,
baik dalam hal menyampaikan inovasi atau kebijakan-kebijakan pembangunan maupun
untuk meyampaikan umpan balik atau tanggapan kepada pemerintah/lembaga
penyuluhan yang bersangkutan. Seorang penyuluh perikanan haruslah dapat
berperan sebagai pembimbing, organisator, dinamisator, pelatih, teknisi, dan
jembatan penghubung antara masyarakat sasaran dan lembaga yang diwakilinya.
Penyuluh perikananpun diharapkan dapat membantu sasaran mengenal
masalah-masalah yang dihadapi sasaran dan membantu memberikan jalan keluar yang
diperlukan. Oleh karenanya, agar penyuluh perikanan mampu berperan di dalam
memfasilitasi pembelajaran haruslah memiliki kompetensi professional yang
dibutuhkan, yaitu kompetensi yang mengacu kepada satu bidang pekerjaan sesuai
dengan tugas pokok, fungsi dan peranannya, sebagai profesi.
Disinilah
peran dan dukungan stake holder penyuluhan perikanan baik skala pusat, provinsi
ataupun kabupaten/kota untuk lebih mampu meningkatkan nilai kompetensi
profesionalisme pada diri penyuluh perikanan untuk mampu mewujudkan sertifikasi
penyuluh perikanan professional tentunya. Meski apresiasi terhadap kinerja
penyuluh perikanan masih jauh dari harapan namun cukup berbangga seorang
penyuluh perikanan mampu menjadi ujung tombak yang langsung berhadapan dengan
masyarakat sebagai pelaku utama. Karena memang untuk Bangga sebagai Penyuluh
Perikanan akan mudah tercapai jika diawali dengan niat untuk menjadi manusia
yang bermanfaat, berakhlak mulia, memahami tugas pokok dan fungsi (tupoksi),
serta cerdas, kreatif dan inovaif. Dan satu yang utama, niatkan secara ikhlas
profesi kita sebagai Penyuluh Perikanan sebagai ladang ibadah mencari
ridho-Nya. Dan menunjukkan serta membuktikan bahwa Profesi Penyuluh Perikanan
dapat diandalkan, pantas dibanggakan, mensejahterakan serta ikut andil terhadap
kesejahteraan pelaku utama dan pelaku usaha, serta tercapai kemajuan daerah,
bangsa dan negara. Karena kalau kita sebagai penyuluh perikanan sudah memiliki
rasa Kebanggaan sebagai Penyuluh
Perikanan dalam jiwa raga kita apa
yang menjadi tugas dan tanggungjawab kita akan terasa ringan mengerjakannya
terutama menyangkut peran kita dalam transformasi ilmu pengetahuan dan
teknologi bidang kelautan dan perikanan,
karena jika tidak dari sekarang
kita merasa bangga, kapan lagi ? Kalau tidak dari kita, siapa lagi yang akan
membanggakan profesi Penyuluh Perikanan ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar