ASA
DAN HARAPAN PENYULUH PERIKANAN
KABUPATEN
KEBUMEN DI
BALIK RENDAHNYA ANGKA KONSUMSI IKAN DI INDONESIA
Secara
geografis Kabupaten Kebumen terletak pada 7°27' - 7°50' Lintang Selatan dan
109°22' - 109°50' Bujur Timur. Kabupaten Kebumen merupakan kabupaten yang
terletak di bagian selatan Provinsi Jawa Tengah yang berbatasan dengan
Kabupaten Purworejo di sebelah timur, Samudera Hindia di sebelah selatan,
Kabupaten Cilacap dan Banyumas di sebelah barat serta Kabupaten Wonosobo dan
Banjarnegara di sebelah utara.
Luas
wilayah Kabupaten Kebumen adalah 128.111,50 hektar atau 1.281,115 km², dengan
kondisi beberapa wilayah merupakan daerah pantai sepanjang
57, 50 km dengan total luas wilayah laut (4 mil) 414,00 km² dan perbukitan, sedangkan
sebagian besar merupakan dataran rendah.
Sub sektor perikanan, meliputi kegiatan usaha perikanan laut, tambak, kolam, karamba, dan perairan umum. Luas areal penangkapan/budidaya ikan darat di Kabupaten Kebumen pada tahun 2011 tercatat sebesar 2.094,37 hektar dengan produksi ikan mencapai 1.146.245,00 kg yang jika dibanding tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 21,17%.
Pembangunan perikanan yang
berkelanjutan merupakan suatu keharusan untuk memenuhi kebutuhan pangan, papan
dan bahan baku industri, memperluas lapangan kerja dan lapangan berusaha,
meningkatkan kesejahteraan rakyat khususnya nelayan, pembudidaya ikan, pengolahan
ikan, dan masyarakat pesisir, mengentaskan masyarakat dari kemiskinan khususnya
di pedesaan, meningkatkan pendapatan nasional, serta menjaga kelestarian
lingkungan.
Indonesia sebagai
bangsa yang mempunyai potensi kelautan yang sangat besar dan produksi perikanan
peringkat ke -13 terbesar di dunia ternyata angka tingkat konsumsi ikan
Indonesia masih sangat rendah bahkan berada di bawah Malaysia padahal jumlah
penduduk Indonesia yang 237 juta jiwa jauh lebih banyak jika dibandingkan
Malaysia yang hanya berpenduduk 27 juta jiwa. Yang artinya bangsa kita masih
menghadapi berbagai masalah dan rintangan sehingga membuat bangsa kita
seakan-akan terkurung dan tidak bisa berbuat banyak. Menurut hasil perhitungan,
angka konsumsi ikan Indonesia yaitu 30,47 kg/kapita/tahun sedangkan Malaysia
angka konsumsi ikannya 45 kg/kapita tahun. Sungguh
sebuah fakta yang miris dan ironis sekali bukan???
Ini
merupakan masalah serius dan perlu dijadikan kajian, bahwa artinya bangsa kita
masih menghadapi berbagai masalah dan rintangan sehingga membuat bangsa kita
seakan-akan terkurung dan tidak bisa berbuat banyak serta terlihat menyerah
pada keadaan.
Ada
beberapa faktor yang ditengarai sebagai penyebab rendahnya tingkat konsumsi
ikan di Indonesia yaitu (1) rendahnya pemahaman masyarakat akan pentingnya gizi
dan protein ikan untuk meningkatkan kecerdasan, (2) rendahnya suplai ikan,
khususnya untuk daerah pedalaman yang terkendala kurang lancarnya distribusi
pemasaran ikan, (3) belum berkembangnya teknologi pengolahan/pengawetan ikan
sebagai bentuk diversifikasi/keanekaragaman olahan ikan dalam memenuhi tuntutan
selera konsumen dan (4) sarana pemasaran dan distribusi perikanan yang masih
terbatas baik kualitas maupun kuantitas.
Disinilah peran
dan keberadaan penyuluh perikanan yang mandiri dan profesional sangat
dibutuhkan dalam membangun potensi masyarakat di bidang perikanan. Sebagai
salah satu prasyarat utama agar penyelenggaraan penyuluhan perikanan berjalan
dengan baik, adalah adanya persamaan persepsi dan keterpaduan kegiatan antara
pemerintah tingkat Pusat, Propinsi dan Kabupaten/Kota hingga di tingkat desa
dalam satu sistem penyuluhan perikanan yang disepakati bersama dengan
melibatkan pelaku utama, pelaku usaha, swasta dan para pemangku kepentingan.
Di Kabupaten
Kebumen Provinsi Jawa Tengah Penyuluh Perikanan yang sekarang ini masih
bernaung di bawah Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kebumen (karena belum
memiliki BP4K) pada tahun 2013 berjumlah 23 orang, seharusnya mampu tersebar dan
mengcover 26 kecamatan yang ada di Kabupaten Kebumen. Namun karena ada beberapa
penyuluh perikanan yang bertugas dan bertanggungjawab pada pengelolaan TPI jadi
ada beberapa kecamatan yang belum tercover oleh penyuluh perikanan dan ada juga
satu orang penyuluh yang mengcover lebih
dari satu wilayah kecamatan. Padahal idealnya
dengan penyuluh perikanan sejumlah 23 orang sudah mampu untuk masing-masing penyuluh perikanan
melaksanakan tupoksinya di masing-masing kecamatan/wilayah binaan yang tentunya
berorientasi memajukan perikanan di wilayahnya tersebut. Hal ini tentunya
merupakan salah satu factor yang berpengaruh pada tidak optimal dan tidak
fokusnya kinerja penyuluh perikanan di
Kabupaten Kebumen.
Gerakan Memasyarakatkan Makan
Ikan (GEMAR IKAN)
Gemar
Ikan (Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan) merupakan gerakan moral yang
memotivasi masyarakat untuk mengkonsumsi ikan secara teratur dalam jumlah yang
disyaratkan bagi kesehatan agar terbentuk manusia Indonesia yang sehat, kuat,
dan cerdas. Gemar Ikan merupakan salah satu bentuk kepedulian pemerintah akan
rendahnya tingkat konsumsi ikan di Indonesia. Diharapkan dengan Gerakan
Memasyarakatkan Makan Ikan akan mampu
meningkatkan angka konsumsi ikan yang juga akan berdampak pada peningkatan
Produksi Perikanan Nasional. Kampanye Gemar Ikan didukung dan difasilitasi
sepenuhnya oleh stake holder kelautan dan perikanan baik Pemerintah Pusat
(Kementerian Kelautan dan Perikanan), Pemerintah Provinsi ataupun Pemerintah
daerah kota/kabupaten.
Penulis
mengapresiasi penuh dan memberikan acungan jempol untuk Pemerintah Kabupaten Kebumen melalui Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Kebumen yang ikut peduli pada peningkatan angka konsumsi ikan
khususnya pada wilayah Kabupaten Kebumen dimana untuk angka konsumsi ikan di wilayah Kabupaten Kebumen hanya 8,6 kg perkapita
pertahun, melalui kegiatan Sosialisasi Gemar Ikan pada Selasa, 20
November 2012 lalu sekaligus Peringatan
Hari Pangan Sedunia ke-32 dan Hari Nusantara ke-13 tingkat Provinsi Jawa Tengah
yang dipusatkan di alun-alun Kebumen yang dihadiri
Gubernur Jawa Tengah H. Bibit Waluyo
beserta istri, dan dihadiri pula perwakilan dari dinas/instansi terkait tingkat
provinsi dan Bupati serta Walikota se-Jawa Tengah. Dalam acara ini sebanyak 250 siswa SD di Kebumen ikut
berpartisipasi mengkampanyekan Gerakan
Memasyarakatkan Makan Ikan (GEMARIKAN).
Peringatan Hari Pangan Sedunia tingkat Provinsi Jawa Tengah yang
mengusung Tema “ Gerakan Bali Desa
Mbangun Desa, Wujudkan Kemandirian Pangan Berbasis Kemitraan”, dan Peringatan
Hari Nusantara tingkat Provinsi Jawa Tengah yang mengambil tema “ Tingkatkan Kemampuan Nelayan menjadi
Pelaku Ekonomi Kelautan yang Handal melalui Peningkatan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK)” diharapkan mampu
sebagai langkah awal di tahun 2013 ini terutama untuk wilayah Kabupaten Kebumen
untuk lebih peduli dan lebih memajukan kelautan dan perikanan sehingga mampu
menjadi salah satu kabupaten andalan dalam peningkatan Produksi Domestik Bruto
(PDB) Nasional dalam sector kelautan dan perikanan.
Disinilah peran penyuluh perikanan dalam memberikan arahan kepada
masyarakat dengan pemberdayaan pemanfaatan pekarangan rumah secara optimal,
Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna (PTT) serta modernisasi dalam arti luas baik
dalam berbudidaya ikan, modernisasi dalam diversifikasi produk olahan berbahan
baku ikan dan modernisasi sarana alat tangkap ikan.
Diharapkan
dengan adanya kegiatan promosi-promosi seperti ini mampu meningkatkan angka
konsumsi ikan yang tentunya akan berimbas pada meningkatnya pula angka produksi
budidaya perikanan. Dan penulis berharap ada keberpihakan stake holder kelautan
dan perikanan selain promosi dan alih teknologi pengolahan untuk mencapai diversifikasi
produk diharapkan juga ada apresiasi
tersendiri terhadap penyuluh perikanan.
Sebuah informasi penting dan berharga serta penulis berharap semoga bisa
dikaji oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan juga
Pemerintah Kabupaten Kebumen, dimana Pemerintah daerah Provinsi Banten pada tahun 2012 melalui
BKPP Banten telah mengalokasikan Bantuan Biaya Operasional Penyuluh (BOP) bagi seluruh Penyuluh Perikanan
yang ada di Provinsi Banten (provinsi dan kabupaten/kota), baik PNS maupun PPTK
sebesar Rp 500.000,- per bulan
selama 12 bulan. Tambahan bantuan operasional ini dimaksudkan untuk
meningkatkan kinerja dan peran serta Penyuluh Perikanan di Provinsi Banten. Karena memang Penyuluh Perikanan merupakan “Tonggak Pembangunan Kelautan dan Perikanan”, untuk itu Penyuluh
Perikanan dituntut harus memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap, dan
kecakapan yang lebih baik dibandingkan dengan yang disuluhnya. Penghargaan tersebut semestinya bisa dijadikan indikator dan
dilakukan oleh pemerintah daerah, baik pemerintah provinsi atau pemerintah
kota/kabupaten lainnya untuk memberikan apresiasi kepada penyuluh perikanan sebagai ujung tombak
yang langsung berhadapan dengan masyarakat. Meskipun pada realitanya, penyuluh
perikanan masih banyak yang malah harus “tombok/merugi”.
Karena memang
untuk menjadi Penyuluh Perikanan kebanggaan masyarakat khususnya di Kabupaten
Kebumen akan mudah tercapai jika diawali dengan niat untuk menjadi manusia yang
bermanfaat, berakhlak mulia, memahami tugas pokok dan fungsi (Tupoksi), serta
cerdas, kreatif dan inovaif. Mari kita tunjukkan dan kita buktikan bahwa
Profesi Penyuluh Perikanan dapat diandalkan, pantas dibanggakan,
mensejahterakan serta ikut andil terhadap kesejahteraan pelaku utama dan pelaku
usaha, serta tercapai kemajuan daerah, bangsa dan negara. Tidak ada salahnya kita
menggelorakan dalam jiwa raga kita Bangga
Menjadi Penyuluh Perikanan Indonesia.
Dan perlu
disadari menghadapi suatu
permasalahan memang diperlukan perencanaan yang sempurna untuk
mengantisipasinya tanpa melupakan hal-hal dasar yang justru berperan besar. Dan
sudah seharusnya dengan sumber daya perikanan yang melimpah kita akan mendapat
dan mengambil manfaat yang besar. Tetapi perlu disadari, rencana yang hanya
berpaku pada pola pikir semu dan kaku maka akan sulit merealisasikannya. Oleh
karena itu diperlukan fleksibiltas berpikir dan bertindak serta kontribusi
serta kesadaran semua pihak. Tingkat konsumsi ikan yang rendah hanyalah
sebagian kecil yang menunjukkan bahwa bangsa kita tertinggal. Kembalikan ke
diri kita masing-masing, masih maukah kita untuk terus terkurung??? Cuma kita
yang tahu jawabannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar