Senin, 25 November 2013


ASA DAN HARAPAN PENYULUH PERIKANAN 
KABUPATEN KEBUMEN DI BALIK RENDAHNYA ANGKA KONSUMSI IKAN DI INDONESIA

Secara geografis Kabupaten Kebumen terletak pada 7°27' - 7°50' Lintang Selatan dan 109°22' - 109°50' Bujur Timur. Kabupaten Kebumen merupakan kabupaten yang terletak di bagian selatan Provinsi Jawa Tengah yang berbatasan dengan Kabupaten Purworejo di sebelah timur, Samudera Hindia di sebelah selatan, Kabupaten Cilacap dan Banyumas di sebelah barat serta Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara di sebelah utara.

Luas wilayah Kabupaten Kebumen adalah 128.111,50 hektar atau 1.281,115 km², dengan kondisi beberapa wilayah merupakan daerah pantai sepanjang 57, 50 km dengan total luas wilayah laut (4 mil) 414,00 km² dan perbukitan, sedangkan sebagian besar merupakan dataran rendah.


Sub sektor perikanan, meliputi kegiatan usaha perikanan laut, tambak, kolam, karamba, dan perairan umum. Luas areal penangkapan/budidaya ikan darat di Kabupaten Kebumen pada tahun 2011 tercatat sebesar 2.094,37 hektar dengan produksi ikan mencapai 1.146.245,00 kg yang jika dibanding tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 21,17%

Pembangunan perikanan yang berkelanjutan merupakan suatu keharusan untuk memenuhi kebutuhan pangan, papan dan bahan baku industri, memperluas lapangan kerja dan lapangan berusaha, meningkatkan kesejahteraan rakyat khususnya nelayan, pembudidaya ikan, pengolahan ikan, dan masyarakat pesisir, mengentaskan masyarakat dari kemiskinan khususnya di pedesaan, meningkatkan pendapatan nasional, serta menjaga kelestarian lingkungan.

Indonesia sebagai bangsa yang mempunyai potensi kelautan yang sangat besar dan produksi perikanan peringkat ke -13 terbesar di dunia ternyata angka tingkat konsumsi ikan Indonesia masih sangat rendah bahkan berada di bawah Malaysia padahal jumlah penduduk Indonesia yang 237 juta jiwa jauh lebih banyak jika dibandingkan Malaysia yang hanya berpenduduk 27 juta jiwa. Yang artinya bangsa kita masih menghadapi berbagai masalah dan rintangan sehingga membuat bangsa kita seakan-akan terkurung dan tidak bisa berbuat banyak. Menurut hasil perhitungan, angka konsumsi ikan Indonesia yaitu 30,47 kg/kapita/tahun sedangkan Malaysia angka konsumsi ikannya 45 kg/kapita tahun. Sungguh sebuah fakta yang miris dan ironis sekali bukan???

Ini merupakan masalah serius dan perlu dijadikan kajian, bahwa artinya bangsa kita masih menghadapi berbagai masalah dan rintangan sehingga membuat bangsa kita seakan-akan terkurung dan tidak bisa berbuat banyak serta terlihat menyerah pada keadaan. 

Ada beberapa faktor yang ditengarai sebagai penyebab rendahnya tingkat konsumsi ikan di Indonesia yaitu (1) rendahnya pemahaman masyarakat akan pentingnya gizi dan protein ikan untuk meningkatkan kecerdasan, (2) rendahnya suplai ikan, khususnya untuk daerah pedalaman yang terkendala kurang lancarnya distribusi pemasaran ikan, (3) belum berkembangnya teknologi pengolahan/pengawetan ikan sebagai bentuk diversifikasi/keanekaragaman olahan ikan dalam memenuhi tuntutan selera konsumen dan (4) sarana pemasaran dan distribusi perikanan yang masih terbatas baik kualitas maupun kuantitas. 

Disinilah peran dan keberadaan penyuluh perikanan yang mandiri dan profesional sangat dibutuhkan dalam membangun potensi masyarakat di bidang perikanan. Sebagai salah satu prasyarat utama agar penyelenggaraan penyuluhan perikanan berjalan dengan baik, adalah adanya persamaan persepsi dan keterpaduan kegiatan antara pemerintah tingkat Pusat, Propinsi dan Kabupaten/Kota hingga di tingkat desa dalam satu sistem penyuluhan perikanan yang disepakati bersama dengan melibatkan pelaku utama, pelaku usaha, swasta dan para pemangku kepentingan.

Di Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah Penyuluh Perikanan yang sekarang ini masih bernaung di bawah Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kebumen (karena belum memiliki BP4K) pada tahun 2013 berjumlah 23 orang, seharusnya mampu tersebar dan mengcover 26 kecamatan yang ada di Kabupaten Kebumen. Namun karena ada beberapa penyuluh perikanan yang bertugas dan bertanggungjawab pada pengelolaan TPI jadi ada beberapa kecamatan yang belum tercover oleh penyuluh perikanan dan ada juga satu orang penyuluh yang mengcover  lebih dari satu wilayah kecamatan. Padahal idealnya  dengan penyuluh perikanan sejumlah 23 orang sudah  mampu untuk masing-masing penyuluh perikanan melaksanakan tupoksinya di masing-masing kecamatan/wilayah binaan yang tentunya berorientasi memajukan perikanan di wilayahnya tersebut. Hal ini tentunya merupakan salah satu factor yang berpengaruh pada tidak optimal dan tidak fokusnya  kinerja penyuluh perikanan di Kabupaten Kebumen.

Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (GEMAR IKAN)
Gemar Ikan (Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan) merupakan gerakan moral yang memotivasi masyarakat untuk mengkonsumsi ikan secara teratur dalam jumlah yang disyaratkan bagi kesehatan agar terbentuk manusia Indonesia yang sehat, kuat, dan cerdas. Gemar Ikan merupakan salah satu bentuk kepedulian pemerintah akan rendahnya tingkat konsumsi ikan di Indonesia. Diharapkan dengan Gerakan Memasyarakatkan  Makan Ikan akan mampu meningkatkan angka konsumsi ikan yang juga akan berdampak pada peningkatan Produksi Perikanan Nasional. Kampanye Gemar Ikan didukung dan difasilitasi sepenuhnya oleh stake holder kelautan dan perikanan baik Pemerintah Pusat (Kementerian Kelautan dan Perikanan), Pemerintah Provinsi ataupun Pemerintah daerah kota/kabupaten.

Penulis mengapresiasi penuh dan memberikan acungan jempol untuk Pemerintah Kabupaten Kebumen melalui Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kebumen yang ikut peduli pada peningkatan angka konsumsi ikan khususnya pada wilayah Kabupaten Kebumen dimana untuk angka konsumsi ikan di wilayah Kabupaten Kebumen hanya 8,6 kg perkapita pertahun,  melalui kegiatan Sosialisasi Gemar Ikan pada Selasa, 20 November 2012 lalu  sekaligus Peringatan Hari Pangan Sedunia ke-32 dan Hari Nusantara ke-13 tingkat Provinsi Jawa Tengah yang dipusatkan di alun-alun Kebumen yang dihadiri  Gubernur Jawa Tengah H. Bibit Waluyo beserta istri, dan dihadiri pula perwakilan dari dinas/instansi terkait tingkat provinsi dan Bupati serta Walikota se-Jawa Tengah. Dalam acara ini sebanyak 250 siswa SD di Kebumen ikut berpartisipasi  mengkampanyekan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (GEMARIKAN).

Peringatan Hari Pangan Sedunia tingkat Provinsi Jawa Tengah yang mengusung Tema “ Gerakan Bali Desa Mbangun Desa, Wujudkan Kemandirian Pangan Berbasis Kemitraan”, dan Peringatan Hari Nusantara tingkat Provinsi Jawa Tengah yang mengambil tema “ Tingkatkan Kemampuan Nelayan menjadi Pelaku Ekonomi Kelautan yang Handal melalui Peningkatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)”  diharapkan mampu sebagai langkah awal di tahun 2013 ini terutama untuk wilayah Kabupaten Kebumen untuk lebih peduli dan lebih memajukan kelautan dan perikanan sehingga mampu menjadi salah satu kabupaten andalan dalam peningkatan Produksi Domestik Bruto (PDB) Nasional dalam sector kelautan dan perikanan.  
 
Disinilah peran penyuluh perikanan dalam memberikan arahan kepada masyarakat dengan pemberdayaan pemanfaatan pekarangan rumah secara optimal, Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna (PTT) serta modernisasi dalam arti luas baik dalam berbudidaya ikan, modernisasi dalam diversifikasi produk olahan berbahan baku ikan dan modernisasi sarana alat tangkap ikan. 

Diharapkan dengan adanya kegiatan promosi-promosi seperti ini mampu meningkatkan angka konsumsi ikan yang tentunya akan berimbas pada meningkatnya pula angka produksi budidaya perikanan. Dan penulis berharap ada keberpihakan stake holder kelautan dan perikanan selain promosi dan alih teknologi pengolahan untuk mencapai diversifikasi produk  diharapkan juga ada apresiasi tersendiri terhadap penyuluh perikanan.

Sebuah informasi penting dan berharga serta penulis berharap semoga bisa dikaji oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan juga Pemerintah Kabupaten Kebumen, dimana Pemerintah daerah Provinsi Banten pada tahun 2012 melalui BKPP Banten telah mengalokasikan Bantuan Biaya Operasional Penyuluh (BOP) bagi seluruh Penyuluh Perikanan yang ada di Provinsi Banten (provinsi dan kabupaten/kota), baik PNS maupun PPTK sebesar Rp 500.000,- per bulan selama 12 bulan. Tambahan bantuan operasional ini dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja dan peran serta Penyuluh Perikanan di Provinsi Banten. Karena memang Penyuluh Perikanan merupakan “Tonggak Pembangunan Kelautan dan Perikanan”, untuk itu Penyuluh Perikanan dituntut harus memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kecakapan yang lebih baik dibandingkan dengan yang disuluhnya. Penghargaan tersebut semestinya bisa dijadikan indikator dan dilakukan oleh pemerintah daerah, baik pemerintah provinsi atau pemerintah kota/kabupaten lainnya untuk memberikan apresiasi  kepada penyuluh perikanan sebagai ujung tombak yang langsung berhadapan dengan masyarakat. Meskipun pada realitanya, penyuluh perikanan masih banyak yang malah harus “tombok/merugi”.
Karena memang untuk menjadi Penyuluh Perikanan kebanggaan masyarakat khususnya di Kabupaten Kebumen akan mudah tercapai jika diawali dengan niat untuk menjadi manusia yang bermanfaat, berakhlak mulia, memahami tugas pokok dan fungsi (Tupoksi), serta cerdas, kreatif dan inovaif. Mari kita tunjukkan dan kita buktikan bahwa Profesi Penyuluh Perikanan dapat diandalkan, pantas dibanggakan, mensejahterakan serta ikut andil terhadap kesejahteraan pelaku utama dan pelaku usaha, serta tercapai kemajuan daerah, bangsa dan negara. Tidak ada salahnya kita menggelorakan dalam jiwa raga kita Bangga Menjadi Penyuluh Perikanan Indonesia.

Dan perlu disadari menghadapi suatu permasalahan memang diperlukan perencanaan yang sempurna untuk mengantisipasinya tanpa melupakan hal-hal dasar yang justru berperan besar. Dan sudah seharusnya dengan sumber daya perikanan yang melimpah kita akan mendapat dan mengambil manfaat yang besar. Tetapi perlu disadari, rencana yang hanya berpaku pada pola pikir semu dan kaku maka akan sulit merealisasikannya. Oleh karena itu diperlukan fleksibiltas berpikir dan bertindak serta kontribusi serta kesadaran semua pihak. Tingkat konsumsi ikan yang rendah hanyalah sebagian kecil yang menunjukkan bahwa bangsa kita tertinggal. Kembalikan ke diri kita masing-masing, masih maukah kita untuk terus terkurung??? Cuma kita yang tahu jawabannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar