Jumat, 01 Desember 2017

         PENGEMASAN PRODUK

       A.    PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP PENGEMASAN
Pengemasan disebut juga pembungkusan, pewadahan atau pengepakan, dan merupakan salah satu cara pengawetan bahan hasil perikanan, karena pengawasan dapat memperpanjang umur simpan bahan. Pengemasan adalah wadah atau pembungkus yang dapat membantu mencegah atau mengurangi terjadinya kerusakan pada bahan yang dikemas / dibungkusnya.
Sebelum dibuat manusia, alam juga telah menyediakan kemasan untuk bahan pangan, seperti jagung dengan kelobotnyanya, buah-buahan dengan kulitnya, buah kelapa dengan sabut dan tempurung, polong-polongan dengan kulit polong dan lain-lain. Manuasia juga menggunakan   kemasan untuk pelindung tubuh dari gangguan cuaca, serta agar tampat bagian anggun dan menarik, dalam dunia modern seperti sekarang ini, masalah kemasan menjadi bagian kehidupan masyarakat sehari-hari, terutama dalam hubungannya dengan produk pangan. Sejalan dengan itu pengemasan telah berkembang dengan pesat menjadi bidang ilmu dan teknologi yang makin canggih. Ruang lingkup bidang pengemasan saat ini juga sudah semakin luas, dari mulai bahan uyang sangat bervariasi hingga model atau bentuk dan teknologi pengemasan yang semakin canggih danb menarik. Bahan kemasan yang digunakan bervariasi dari bahan kertas, plastik, gelas, logam, fiber hingga baha-bahan yang diilaminasi. Namun demikian pemakaian baha-bahan seperti papan kayu, karung goni, kain, kulit kayu, dau-daunan dan pelepah dan bahkan sampai barang-barangbekas seperti koran dan plastik bekas yang tidak etis dan hiegenis juga digunakan sebagai bahan pengemas produk pangan. 

Bentuk dan teknologi kemasan juga bervariasi dari kemasan botol, kaleng, tetrapak, corrugated box, kemasan vakum, kemasan aseptik, kaleng berkenan, kemasan tabung hingga kemasan aktif dan pintar ( active and intelligent packaging) yang dapat menyesuaikan kondisi lingukan di dalam kemasan dengan kebutuhan produk produk yang dikemas. Susunan kontruksi kemasan juga semakin kompleks dari tingkat primer, sekunder, tertier sampai kontruksi yang tidak dapat lagi dipisahkan antara fungsinya sebagai pengemas atau sebagai unit penyimpanan, misalnya pada peti kemas yang dilengkapi dengan pendingin (refrigerate container)berisi udang beku untuk eksport. Industri bahan kemasan di Indonesia juga sudah semakin banyak, seperti industri penghasil kemasan karton, kemasan gelas, kemasan plastik, kemasan laminasi yang produknya sudah mengisi kebutuhan masyarakat dan dunia industri. Disamping itu hingga saat ini di pedesan masih banyak dijumpai masyarakat yang hidup dari bahan pengemas tradisional, seperti penjual daun pembungkus (daun pisang, daun jati, daun waru dan sebagainya) atau untuk tingkat industri rumah tangga terdapat pengrajin industri keranjang besek, kotak kayu, anyaman serat, wadah dari tembikar da lain-lain.

     B.    FUNGSI DAN PERANAN KEMASAN
Fungsi paling mendasar dari kemasan adalah untuk mewadahi dan melindungi produk dari kerusakan-kerusakan, sehingga lebih mudah disimpan, diangkut dan dipasarkan. Secara umum fungsi pengemasan pada bahan pangan adalah :
1.    Mewadahi produkselama distribusi dari produsen hingga kekonsumen, agar produk tidak tercecer, terutama untuk cairan, pasta atau butiran.
2.    Melindungi dan mengawetkan produk, seperti melindungi dari sinar ultraviolet, panas, kelembaban udara, oksigen, benturan, kontaminasi dari kotoran dan mikroba yang dapat merusak dan menurunkan mutu produk.
3.    Sebagai identitas produk, dalam hal ini kemasan dapat digunakan sebagai alat komunikasi dan informasi kepada konsumen melalui label yang terdapat pada kemasan.
4.    Meningkatkan efisiensi, misalnya : memudahkan penghitungan (satu kemasan berisi 10, 1 lusin, 1 gross, dan sebagainya), memudahkan  pengiriman dan penyimpanan. Hal ini penting dalam dunia perdagangan.
5.    Melindungi pengaruh buruk dari luar,Melindungi pengaruh buruk dari produksi di dalamnya, misanya jika produk yang dikemas berupa produk yang berbau tajam, atau produk berbahaya seperti air keras, gas beracun dan produk yang dapat menularkan warna, maka dengan mengemas produk ini dapat melindungi produk-produk lain di sekitarnya.
6.    Memperluas pemkaian dan pemasaran produk, misalnya penjualan kecap dan syrup mengalami peningkatan sebagai akibat dari penggunaan kemasan botol plastik
7.    Menambah daya tarik calon pembeli.
8.    Sarana informasi dan iklan.
9.    Memberikan kenyamanan bagi pemakai.

     C.   KLASIFIKASI KEMASAN
         Kemasan dapat diklasifikasikan berdasarkan berdasarkan beberapa cara yaitu :

1.    Klasifikasi kemasan berdasarkan frekwensi pemakaian :
a.      Kemasan  sekali pakai (disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah dipakai. Contoh bungkus plastik untuk es, permen, bungkus dari daun-daunan, karton dus minuman sari buah, kaleng hermetis.
b.      Kemasan yang dapat dipakai berulangkali ( multitrip ), contoh : botol minuman, botol kecap, botol sirup. Penggunaan kemasan secara berulang berhubungan dengan tingkat kontaminasi, sehingga kebersihannya harus diperhatikan.
c.      Kemasan atau wadah yang tidak dibuang atau dikembalikan oleh konsumen (semi disposable ), tapi digunakan untuk kepentingan lain oleh konsumen, misalnya botol untuk tempat air minum dirumah, kaleng susu untuk tempat gula, kaleng biskuit untuk tempat krupuk, wadah jam untuk merica dan lain-lain.

2.    Klasifikasi kemasan berdasarkan struktus sistem kemas   (kontak produk dengan kemasan ) :
a.      Kemasan primer, yaitu kemasan yang langsung mewadahi atau membungkus bahan pangan. Misalnya kaleng susu, botol minuman, bungkusan tempe.
b.      Kemasan sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok-kelompok kemasan lain. Misalnya kotak karton untuk wadah susu dalam kaleng, kotak kayu untuk buak yang dibungkus, keranjang tempe dan sebagainya.
c.      Kemasan  tersier, kuartener yaitu kemasan setelah kemasan promer, sekunder atau tersier, kemasan ini digunakan untuk pelindung selama pengangkutan. Misalnya jeruk yang sudah dibungkus, dimasukan ke dalam kardus kemudian dimasukan ke dalam kotak dan setelah itu ke dalam peti kemas.

3.    Klasifikasi kemasan berdasarkan sifat kekauan bahan kemasan :
a.      Kemasan  fleksibel yaitu bahan kemasan yang mudah dilenturkan tanpa adanya retak atau patah. Misalnya plastik, kertas dan foil.
b.      Kemasan kaku yaitu bahan kemas yang bersifat keras, kaku, tidak taham lenturan, patah bila dibengkokkan relatif lebih tebal dari kemasan fleksibel.
c.      Kemasan semi kaku/semi fleksibel yaitu bahan keas yang memiliki sifat-sifat anatara kemasan fleksibel dan kemasan kaku. Misalnya botol plastik (susu, kecap, saus) dan wadah bahan yang berbentuk pasta.

4.    Klasifikasi kemasan berdasarkan sifat perlindungan terhadap lingkungan :
a.    Kemasan hermetis (tahan uap dan gas) yaitu kemasan yang secara sempurna tidak dapat dilalui oleh gas, udara atau uap air sehingga selama masih hermetis wadah ini tidak dapat dilalui oleh bakteri, kapang, ragi dan debu. Misalnya kaleng, botol gelas yang ditutup secara hermetis. Kemasan hermetis dapat juga memberikan bau dari wadah itu sendiri, misalnya kaleng yang tidak berenamel.
b.    Kemasan tahan cahaya yaitu wadah yang tidak bersifat transparan, misalnya kemasan logam, kertas dan foil. Kemasan ini cocok untuk bahan pangan yang mengandung lemak dan vitamin yang tinggi, serta makanan hasil fermentasi, karena cahaya dapat mengaktifkan reaksi kimia dan aktivitas enzim.
c.    Kemasan tahan   suhu tinggi, yaitu kemasan untuk bahan yang memerlukan proses pemanasan, pasteurisasi. Umumnya terbuat dari logam dan gelas.

5.    Klasifikasi kemasan berdasarkan tingkat kesiapan pakai ( perakitan ) :
a.    Wadah siap pakai      yaitu bahan kemasan yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah sempurna. Contoh : botol, wadah kaleng dan sebagainya.
b.    Wadah siap dirakit / wadah lipatan yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum diisi. Misalnya kaleng dalam bentuk lembaran (flat) dan silinder fleksibel, wadah tang terbuat dari kertas, foil atau plastik. Keuntungan penggunaan wadah siap dirakit ini adalah penghematan ruang dan kebebasan dalam menetukan ukuran.

      D.   JENIS-JENIS KEMASAN UNTUK BAHAN PANGA
Berdasarkan bahan dasar pembuatannya maka jenis kemasan pangan yang tersedia saat ini adalah kemasan     kertas  , gelas, kaleng/logam, plastik dan kemasan komposit atau kemasan yang merupakan gabungan dari beberapa jenis bahan kemasan, misalnya gabungan antara yang merupakan kertas dan plastik, kertas dan logam.
              Masing-masing jenis bahan kemasan ini mempunyai karakteristik tersendiri, dan ini menjadi dasar untuk pemilihan jenis kemasan yang sesuai untuk produk pangan.
              Karakteristik dari berbagai jenis bahan kemasan adalah sebagai berikut :
1.    Kemasan Kertas
§  Mudah robek
§  Tidak dapat untuk produk cair
§  Tidak dapat dipanaskan
§  fleksibel
2.    Kemasan Gelas
§  Berat
§  Mudah pecah
§  Mahal
§  Non biodegradable
§  Dapat dipanaskan
§  Transparan/translusid
§  Bentuk tetap(rigid)
§  Proses massal ( padat/cair)
§  Dapat didaur ulang.
3.    Kemasan logam (kaleng)
§  Bentuk tetap
§  Ringan
§  Dapat dipanaskan
§  Proses massal ( bahan padat atau cair )
§  Tidak transparan
§  Dapat bermigrasi ke dalam makanan yang dikemas
§  Non biodegradable
§  Tidak dapat didaur ulang.
4.    Kemasan plastik.
§  Bentuk fleksibel
§  Transparan
§  Mudah pecah ( bocor )
§  Non biodegradable
§  Ada yang tahan panas
§  Monomernya dapat mengkontaminasi produk.
5.    Komposit ( kertas/plastik)
§  Lebih kuat
§  Tidak transparan
§  Proses massal
§  Pengisian aseptis
§  Khusus cairan
§  Non  biodegradable
§  Selain jenis-jenis kemasan diatas saat ini juga dikenal kemasan edible dan kemasan biodegradable. Kemasan edible adalah kemasan yang dapat dimakan karena terbuat dari bahan-bahan yang dapat dimakan seperti pati, protein atau lemak, sedangkan kemasan biodegradable adalah kemasan yang jika dibuang dapat didegradasi melalui proses fotokimia atau dengan menggunakan mikroba penghancur.

Pemilihan jenis kemasan yang sesuai untuk pangan, harus mempertimbangkan syarat-syarat kemasan yang baik untuk produk tersebut, juga karakteristik produk yang akan dikemas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar