Kamis, 15 Agustus 2013


BUDIDAYA MAGGOT SEBAGAI PAKAN ALTERNATIF DALAM BUDIDAYA IKAN

    Harga pelet yang terus melambung bak buah simalakama bagi pembudidaya lele pada khususnya. Di satu sisi pelet menjamin ukuran konsumsi tercapai dalam waktu singkat. Di lain pihak harga yang tinggi Rp. 240.000-250.000 per 30 kg membuat keuntungan peternak berkurang jauh. Karena memang biaya pakan pelet dalam budidaya ikan lele menyerap 80% ongkos produksi.
   Padahal di wilayah Kabupaten Kebumen Jawa Tengah, Ikan Lele merupakan salah satu komoditas unggulan perikanan budidaya (perikanan darat) dimana berdasarkan data Statistic Perikanan Budidaya Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kebumen tahun 2012 untuk produksi ikan lele adalah sebesar 523.745,90 kg, mengalami peningkatan dibanding tahun 2011 yang hanya 295.856 kg untuk produksi ikan lele.  Sudah bisa dibayangkan pemakaian pakan pellet selama budidaya bukan????
Keberhasilan usaha budidaya ikan umumnya sangat ditentukan oleh penyediaan pakan alami yang sesuai dengan kualitas, kuantitas, dan ketepatan dalam pemberian.
Maggot atau larva dari lalat black soldier fly (Hermetia illicens) merupakan salah satu alternatif pakan yang memenuhi persyaratan sebagai sumber protein. 
Maggot mengandung 41-42% protein kasar, 14-15% abu, 4.8-5.1% kalsium, dan 0.60-0.63% fosfor dalam bentuk kering (Bondari dan Shepard, 1987). Menurut Purnama Sukardi larva lalat-selanjutnya disebut maggot-sangat potensial mengurangi pemakaian pelet. ‘Substitusinya bisa mencapai 50%,’ kata dekan Fakultas Sains dan Teknik Universitas Jenderal Soedirman di Purwokerto, Jawa Tengah, itu. Yang istimewa maggot memiliki kadar protein tinggi sekitar 43%; pelet 30-40%. Nah, lele tumbuh baik jika mendapat asupan protein berkadar 30% atau lebih.

Menurut Oliver (2004) larva lalat Black soldier dapat digunakan untuk mengkonversi limbah seperti limbah industri pertanian, peternakan, ataupun kotoran manusia.

PENGERTIAN MAGGOT/BELATUNG
MAGGOT adalah istilah dalam bahasa Inggris yang artinya Larva. MAGGOT merupakan organisme yang berasal dari telur black soldier yang mengalami metamorfosis pada fase kedua setelah fase telur dan sebelum fase pupa yang kemudian berubah menjadi lalat dewasa. 

Klasifikasi maggot menurut Anonim (2010) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Order : Diptera
Family : Stratiomyidae 

Subfamily : Hermetiinae
Genus : Hermetia
Species : H. Illucens


SIKLUS HIDUP

Maggot mengalami beberapa tahapan selama siklus hidupnya, yang diawali dengan telur yang dihasilkan oleh black soldier, kemudian telur menetas menjadi larva, larva berkembang menjadi pupa, dan akhirnya pupa menjadi black soldier dewasa. 


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzUadEBU-Cb9Dn6W6y9kBOCuAQJ_vc0Ic6gQ2pNdYi_Mx_WCeMr10oNxg4BZGqscSaQQOwU7HjGuMfdFHYpvkOUGz81ENykv2VXGJbc7xDTWFCfhKJZu-Jzr1YOTtHuke6KLTYYUAM8CUf/s320/@larva+lalat.jpg

Maggot mudah sekali dibuat dan dapat dibiakkan dengan memakai media ampas tahu yang banyak dijumpai di kehidupan masyarakat kita. Untuk menarik lalat, ampas tahu dicampur ikan kering, 8:2. Ampas tahu mudah didapat dan murah, Rp200-Rp500 per kg. Harga ikan rucah kering sekitar Rp1.500-Rp.2.500 per kg. Jadi untuk menyiapkan 1 kg media maggot hanya mengeluarkan biaya Rp. 600

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgf5QECuiZfQxaGbcAMM1TmLWB2MrXF11GsXHlTec_IWngrdOrl33ajWtuoLMPCMy9NzszfOYgZqZ6Ot50ThZXiIV-fmf2KUR49-vwftH51GOwTkdq6vkTVFmXGQx2suq0zVc_SHtoxahue/s200/bbbb.jpeg
 
Sebelum dipakai, media perlu difermentasi selama 3-4 minggu. Setelah itu, lalat akan datang dan bertelur. Maggot dipanen setelah sepekan. Sekilo media menghasilkan 180 gram maggot. Bila ingin menghasilkan 1 kg maggot dibutuhkan 5,5 kg media. Nah, pakan yang dibuat dari kombinasi maggot dan tepung ikan hanya membutuhkan biaya Rp. 5.000 per kg. 

Angka itu tentunya jauh lebih murah bila dibandingkan dengan harga pelet yang sekarang mencapai Rp 9.000 per kg bukan?????

TAHAP-TAHAP PEMBUATAN MAGGOT :

      Timbang ampas tahu sebanyak 8 Kg
      Timbang tepung ikan 2 Kg
      Campur kedua bahan dan aduk sampai merata, setelah itu masukkan kedalam drum belah.
      Biarkan tetap terbuka dan diamkan pada tempat yang teduh
      3-4 hari maggot siap di panen.

MAGGOT UMUR 3-4 HARI

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbM6q7nQ9-ZaDPgnufwiwYmxHZzTtdK8qodoQLcfgkA4r7vBWSQXA_MgdmxIndE1rkdl4iMqY0GJU7V9TZBrdhePS01B3mAiqMS6eQGDdX-pBT-4pxvgyWPkOiEN03O7LIZi6PacHMCuqK/s1600/BB.jpeg

Disinilah peran kita sebagai penyuluh perikanan dalam memberikan arahan kepada masyarakat sebagai pelaku utama dengan pemberdayaan bahan baku local yang berharga murah secara optimal, Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna (PTT) dalam memberikan solusi/alternative pemecahan masalah pelaku utama serta modernisasi dalam arti luas dalam berbudidaya ikan, karena memang seorang penyuluh harus mampu mendampingi, menyuluhkan hal-hal teknis dan memberikan solusi terhadap masalah-masalah yang dihadapi pelaku utama. Dan jika penyuluh perikanan jeli pasti akan mampu melihat dan menangkap peluang bsnis yang ada di depan matanya, ya salah satunya budidaya maggot sebagai alternative pakan ikan ditengah-tengah “galaunya” para pembudidaya ikan lele dengan harga pakan pellet yang mencekik leher. Dengan melihat nilai-nilai ekonomis dari komoditas yang ada pada wilayah binaannya, seorang penyuluh perikanan akan mampu  menjadi “harimau yang garang dan tangguh” dimana bila ada mangsa yang lewat langsung diterkam. Artinya penyuluh perikanan yang modern adalah yang selalu mampu menangkap peluang-peluang yang ada di depan matanya untuk mampu menghasilkan koin-koin emas tentunya.
Karena memang seorang penyuluh perikanan harus mampu menjadi agen perubahan di masyarakat. Masyarakat yang tadinya tidak tahu menjadi tahu dan yang tidak mau menjadi mau berusaha di sector kelautan dan perikanan. selain itu seorang penyuluh perikanan harus mampu juga melakukan transformasi  teknologi, social dan ekonomi di masyarakat. 

Apakah kita mampu menjadi Penyuluh Perikanan kebanggaan masyarakat???? Hanya kita sendiri yang mampu menjawabnya, Wallohu Alam…..

                                        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar